Sistem Energi Latihan

Oleh : Wimpi Pardede
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi 
FIK UNY


Istilah energy otot berarti pengeluaran tenaga oleh otot untuk menimbulkan kontraksi otot sehingga timbul gerak, kerja, maupun panas. Pengeluran tenaga disebut juga dengan kapasitas otot, kemampuan otot. Satuan energy otot ialah Kcal –Kilokalori. (Suharjana : 2013). 1 Kcal = 466 kg (berat) Meter.
Dalam sel otot ada sumber tenaga yang cepat menghasilkan tenaga. Sumber energy tersebut bernama ATP (Adenosin Triphosphat) dan PC (Phosphocreatin). Adenosin Triphosphat dibuat dan disimpan dalam mitokondria sel otot. Adenosin Triphosphat yang dihasilkan dalam sel otot kemudian diangkut ke setiap sel yang membutuhkan. Mekanisme pembentukan energy terjadi dengan cara pemecahan ATP menjadi ADP dan Pi, serta sejumah energy (Suharjana : 2013). Energi itulah yang menyebabkan actin dan myosin saling mendekat yang menyebabkan kontraksi (pemendekan) otot.
Terdapat tiga macam energy tubuh yang digunakan sesuai dengan lama dan intensitas latihan yang dilakukan, yaitu :
1.      Sistem Phosphagen (ATP –PC)
2.      Sistem Glikogen Asam Laktat (Glikolisis)
3.      Sistem Aerobik (Fosforilasi Oksidatif)
(Cerika : 2010)
Sistem energy berdasarkan durasinya untuk menghasilkan energy dalam bentuk ATP dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Long Term Energy Sistem
2.      Short Term Energy Sistem
3.      ImmediateEnergy System
(Mc.Ardle & Katch : 2010)
Menyambung dua pernyataan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Long term energy System :
merupakan sistem energy yang membutuhkan waktu relatif lama untuk menghasilkan energy siap pakai dalam bentuk ATP (Adenosis Triphosphat). Sistem energy aerobic merupakan sistem energy yang tergolong kedalam Long Term Energy System. Olahraga (aktivitas fisik) yang murni menggunakan energy dari sistem energy aerobic adalah olahraga (aktivitas fisik) dengan durasi 240 – 600 detik (Jensen : 1989). Menurut Jensen (1989) jika olahraga dengan durasi 120 – 140 detik sudah menggunakan sistem energy aerobic namun masih dengan intervensi sistem energy anaerobik latik.kebugaran aerobic adalah kemampuan mengkonsumsi oksigen tertunggi selama kerja maksimal yang dinyatakan dalam liter/menit atau ml/kg/menit.
Kebugaran aerobic sering disebut dengan daya tahan jantung paru atau daya tahan kardiorespirasi. MacDougall (1982) mengistilahkan kebugaran aerobic dengan kapasitas aerobic maksimal. Kapasistan aerobic maksimal berkenaan dengan kemampuan jantung dan jaringan tubuh untuk mengkonsumsi oksigen secara maksimal atau volume oksigen maksimal yang dapat diterima oleh tubuh yang disingkat dengan VO2 Max.
Untuk mengetahui seberapa baik kemampuan aerobic seseorang, perlu adanya dilakukan tes dan pengukuran. Untuk sistem energy aerobic, tes dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu :
a.       Test lari 2,4 km (2400 meter)
b.      Cooper Test
c.       Balke Test
d.      Harvard Step Test
(Irwansyah : 2006).
2.      Short Term Energy Sistem : Sistem ini akan memecah glikogen dalam otot menjadi glukosa untuk memperoleh energy yang akan digunakan untuk mensintesa ATP. Pembentukan ATP melalui sistem Phosphagen ini membutuhkan 12 reaksi berurutan, karena itu pembentukan energy melalui proses ini berlangsung lebih panjang dan lebih lambat dibanding sistem ATP – PC.

Sistem Glikolisis anaerobik merupakan sistem energy yang masuk dalam kategori Short Term energy System. Namun energy dalam bentuk ATP yang dihasilkan oleh sistem ini lebih banyak dibanding dengan sistem ATP – PC. Energy yang dihasilkan oleh sistem yakni setiap satu mol glukosa akan menghasilkan 3 molekul ATP yang siap digunakan untuk aktivitas.
3.      Immediate Energy Sistem : Dalam aktivitas fisik yang terjadi kontraksi berulang - ulang dan terus – menerus dalam waktu yang sangat singkat (5 – 10 detik) sistem energy yang digunakan adalah sistem energy dengan Immediate Energy System yakni dengan sistem ATP – PC. Jumlah ATP yang dihasilkan dengan sistem ini hanya mengahasilkan sedikit ATP oleh karena itu, hanya mampu mengakomodasi latihan yang singkat. Cepatnya penyediaan energy dalam sistem ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
a.      Sistem ATP – PC tidak melalui tidak melalui proses kimia yang panjang.
b.      Sistem ATP – PC tidak membutuhkan oksigen.
c.       ATP – PC yang digunakan dalam reaksi merupakan bahan yang sudah ada didalam otot.
SISTEM ENERGI DALAM LATIHAN
Janssen (1989) menentukan penyediaan energy berdasarkan klasifikasi aktivitas maksimum dengan mempertimbangkan durasi latihan sebagai berikut :
Klasifikasi aktivitas maksimum pada berbagai durasi serta sistem penyediaan energy untuk aktivitas
Durasi
Klasifikasi
Energi disediakan oleh
Observasi
1 – 4 detik
Anaerobik, Alaktik
ATP


4 – 10 detik
Anaerobik, Alaktik
ATP + PC

20 – 45 detik
Anaerobik, Alaktik + Anaerobik alaktik
ATP + PC + Glikogen otot
Produksi laktat tinggi
45 – 125 detik
Anaerobik, Laktik
Glikogen otot
Dengan meningkatkan durasi, produksi laktat menurun
120 – 140 detik
Aerobik, Anaerobik laktik
Glikogen otot
Dengan meningkatnya durasi, produksi laktat menurun
240 – 600 detik
Aerobic
Glikogen otot + Asam lemak
Dengan meningkatnya durasi dibutuhkan andil lemak yang lebih tinggi menurun

(Suharjana : 2013).
Sementara itu, Fox (1984) menjelaskan bahwa penggunaan energy berdasarkan sistem penyediaan energy adalah sebagai berikut :
a.       Aktivitas yang membutuhkan waktu kurang dari 30 detik, menggunakan sistem energy utama ATP – PC. Seperti nomor lempar, lompat, dan lari 100 meter.
b.      Aktivitas yang membutuhkan waktu antara 30 detik ssampai 90 detik, menggunakan energy utama dari sistem ATP – PC dan asam laktat. Seperti lari 200 meter, lari 400 meter, renang 100 meter.
c.       Aktivitas yang membutuhkan waktu 90 – 180 detik, menggunakan energy utama melalui sistem asam laktat dan oksigen. Seperti lari 800 meter, lari 1500 meter, renang 400 meter.
d.      Aktivitas yang membutuhkan waktu lebih dari 180 detik, menggunakan energy utama dari sistem energy aerobic. Seperti lari 3000 meter, marathon, jogging, dan sebagainya.
(Suharjana : 2013).

Sumber :
Rismayanthi, Cerika. (2013). Sistem Energi Untuk Olahraga.UNY Staff.
Suharjana. (2013). Kebugaran Jasmani. Yogyakarta: Jogja Global Media.


0 komentar:

Posting Komentar