Oleh : Anita Puspa Ningrum
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
FIK UNY
FIK UNY
- RENANG DILIHAT DARI SUDUT PANDANG BIOMEKANIKA
- Viskositas dan densitas air kolam renang
Viskositas
adalah gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada fluida
pada waktu lapisan-lapisan tersebut bergerak satu melewati yang
lainnya, atau disebut juga gesekan internal fluida. Viskositas adalah
alasan diperlukannya usaha untuk ”mengayuhkan” tangan saat
berenang di air yang tenang, tetapi juga sekaligus merupakan alasan
mengapa kayuhan ini bekerja dan perenang dapat bergerak maju.
Viskositas air pada suhu 200
C
adalah 1,005 sentipoise, dan nilai viskositas ini bertambah dengan
bertambahnya suhu.
Tidak
seperti viskositas, densitas air kolam renang memberi sumbangan
langsung pada nilai gaya gesek yang dialami perenang. Semakin besar
densitas air kolam, semakin besar gaya gesek yang harus dilawan oleh
perenang sewaktu bergerak maju.
- Gaya apung (gaya ke atas)
Perenang
mengalami gaya apung/gaya ke atas pada saat berenang. Hal ini sesuai
dengan prinsip Archimedes yang berbunyi: sebuah benda yang tenggelam
seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida diangkat ke atas oleh
sebuah gaya yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
Akan
tetapi, menurut prinsip Archimedes, berat air yang sama volumenya
dengan berat benda yang di bawah permukaan air sama dengan gaya
apung pada benda ketika tenggelam.
Adanya
sifat air yang mengikuti prinsip Archimedes ini merupakan keuntungan
bagi perenang. Walaupun renang dinyatakan sebagai salah satu olah
raga yang banyak menggunakan energy, namun dengan berlakunya prinsip
Archimedes, setidaknya perenang dapat mengalami efek ”kehilangan
sedikit bobot” badan pada saat berenang.
- Gaya gesek
- Gaya gesek fluida (fluid-frictional drag/drag force)
Ketika ada kecepatan
relatif antara air dan tubuh perenang, tubuh perenang akan mengalami
gaya gesek fluida (fluid-frictional drag atau sering juga disebut
drag
force)
yang melawan gerak relatif perenang dengan arah sesuai arah alir air
relatif terhadap tubuh perenang.
- Gaya gesek gelombang (wave drag)
Gaya gesek (wave
drag) ini timbul dari gerakan/gelombang air yang disebabkan oleh diri
perenang sendiri yang mengakibatkan adanya turbulensi pada air.
Sesuai dengan
persamaan semakin besar kecepatan awal perenang, maka semakin besar
panjang gelombang (lamda). Namun semakin besar gelombang air yang
ditimbulkan, semakin besar hambatan yang dialami perenang untuk
menambah kelajuan renangnya.
- GAYA KUPU-KUPU (THE BUTTERFLY DOLPHIN KICK)
Apabila
dirinci teknik gaya kupu-kupu terdiri dari 5 bagian yaitu: (1) posisi
badan, (2) gerakan tungkai, (3) gerakan lengan, (4) pernapasan, dan
(5) gerakan keseluruhan (Sumarno, 1999 : 84).
Untuk
pembahasan gaya kupu-kupu ini, menurut Dadang Kurnia (1987) yang
dikutip oleh Soejoko (1992 : 97) tinjauan tekniknya meliputi posisi
tubuh, gerakan tungkai, pernapasan, koordinasi antara gerakan tungkai
dengan pernapasan, rotosi lengan, koordinasi antara pernapasan dengan
gerakan lengan, perbaikan gaya dan koordinasi seluruh gerakan pada
saat berenang.
B.1
Posisi Tubuh
Patokan
posisi tubuh melihat dari sikap kepala ada 3 macam, yaitu: (1) kepala
masuk lebih dalam hingga di bawah lengan, (2) kepala hampir sejajar
dengan lengan, (3) kepala di atas lengan (Soejoko, 1992 : 97).
B.2
Gerakan Tungkai
Pada
saat melakukan gerakan memukul kedua tungkai diakhiri dengan lecutan
punggung kaki, diusahakan akar posisi akhir tungkai lurus ke bawah,
dengan gerakan ini memaksa pinggul naik ke atas permukaan air
(Soejoko, 1992 : 97).
Menurut
Sumarno (1999 : 85) tendangan tungkai pada gaya kupu-kupu yaitu
tungkai bergerak naik turun secara vertikal, yang dilakukan secara
bersamaan (serentak) dan simetris antara tungkai kanan dan tungkai
kiri. Gerakannya dimulai dari pangkal paha dengan cara menekuk
persendian lutut dengan sudut ± 160°, sehingga telapak kaki tidak
keluar dari permukaan air, hanya sebagian kecil dari telapak kaki
yaitu jari-jari kaki saja yang keluar dari permukaan air. Gerakan
tungkai ke atas di lakukan relaks dan pelan, gerakan tungkai ke bawah
dengan kekuatan yang besar. Pada satu kali putaran lengan, gerakan
tendangan tungkai dilakukan dua kali.
B.3
Gerakan Lengan
Fase
ini dilakukan dengan didahulukan membuka lengan keluar dan diakhiri
dengan menangkap melalui lengkungan telapak tangan dan sudut yang
dibentuk antara ibu jari dengan telapak tangan adalah antara 38° -
62°. Sedangkan sudut yang dibentuk antara telapak tangan dengan air
berkisar 30° - 40°.
Fase
menarik atau fase menyapu ke dalam (pull
phase atau
inward
sweep),
fase ini hendaknya didahului dengan posisi telapak tangan yang
membentuk sudut 30°- 40°. Saat melakukan sapuan dalam agar
dilakukan dengan ayunan lengan bawah hingga kedua tangan dalam posisi
siap mendorong. Ahir fase ini berada di bawah dada bagian bawah.
Fase
Istirahat (recovery
phase)
ketika kedua lengan keluar dari permukaan air setelah melakukan
dorongan keluarnya telapak tangan tetap menghadap ke dalam (ibu jari
dibawah), sehingga telapak tangan keluar pada satu lubang dengan
garis lurus sepanjang tubuh (Soejoko, 1992 : 99).
B.4
Pernapasan
Pengambilan
napas pada gaya kupu-kupu dilakukan dengan mengangkat kepala ke atas
saat akhir dari tarikan (Sapuan luar) dan berakhir pada sapuan atas.
Pengambilan udara dilakukan saat sapuan atas dan pertengahan pertama
recovery.
Kepala segera masuk bersamaan dengan masuknya tangan (Tri Tunggal,
dkk, 2004 : 4).
B.5
Gerakan
Keseluruhan
Pada
gaya kupu-kupu harus ada koordinasi gerakan lengan dengan tungkai
yang berirama, terutama sikap badan yang naik turun secara vertikal
seperti ikan dolphin.
Pada satu kali putaran lengan terjadi tendangan dua kali, keras dan
pelan. Pada saat permulaan tarikan (sapuan luar) dilakukan tendangan
pertama (keras) dan pada saat dorongan lengan (sapuan atas) dilakukan
tendangan ke dua (pelan), (Sumarno, 1999 : 90).
B.6
Start
Pada
olahraga renang cara melakukan start
ada
2 macam, yaitu: (1) start
atas
(pada start
block)
untuk gaya renang dengan posisi tubuh telungkup, yaitu gaya crawl,
gaya dada, dan gaya kupu-kupu (2) Start
bawah
digunakan khusus untuk renang gaya punggung. Ditinjau dari sikapnya
start
terdiri
dari:
B.6.1
Start
bebas
Start ini
dilakukan setelah ada aba-aba start
“Awas!”
perenang mengambil posisi di bibir balok start
dengan
sikap membungkuk, kedua lengan berada di samping tubuh dengan patokan
ujung kedua lengan berada disamping pinggul, arah pandangan ke depan
(ke balok start).
Begitu aba-aba start
seperti
peluit, bel dan bendera dengan serentak kedua lengan mengayun ke
depan dan kedua ujung lengan lurus ke depan, kedua tungkai menolak
sampai pada posisi tungkai menjadi lurus sampai masuk ke permukaan
air.
B.6.2
Arm
Swing Start
Start ini
dilakukan setelah ada aba-aba “awas!” perenang maju ke bibir
balok start
untuk
mengambil sikap dimana kedua lengan berada lurus di depan posisi
tubuh membungkuk. Setelah aba-aba peluit, bel, dan atau bendera kedua
lengan diputar 360° dalam keadaan lengan tetap lurus, sehingga
kembali ke depan. Bersamaan dengan ayunan lengan ke depan ketika itu
pula tungkai menolak balok start
untuk
membawa tubuh melayang di udara dan selanjutnya masuk ke permukaan
air
B.6.3
Grab
Start
Salah satu macam
start
adalah
grab
start, dilakukan
setelah aba-aba “awas !”, perenang maju ke bibir balok start
dan
mengambil sikap kedua ibu jari kaki dan kedua telapak tangan berada
pada bibir balok start,
kedua telapak tangan pada sikap untuk mendorong. Pada aba-aba start
seperti
peluit atau bel, tangan mendorong bibir balok start
sehingga
memaksa tubuh condong ke depan. Bersamaan posisi badan akan jatuh ke
depan kedua kaki menolak sehingga membawa tubuh melayang di atas
permukaan air. Ketika melayang tubuh diluruskan dengan kedua lengan
lurus ke depan. Bersamaan dengan tubuh akan masuk air, kepala segera
menunduk berada di antara kedua lengan. Dengan menunduknya kepala di
antara kedua lengan akan mengangkat pinggul naik, selanjutnya masuk
ke permukaan air dengan sempurna (Soejoko, 1992 : 111).
B.6.4
Start
dengan
ayunan lurus
Start ini
dilakukan khusus untuk gaya punggung dan dilakukan dari posisi
bergantung pada balok start.
Gerakan
ini dimulai setelah aba-aba “Awas!” kedua lengan dibengkokkan dan
bahu mendekat pada pegangan yang dipasang melintang, sehingga tubuh
membentuk sikap membungkuk, serentak dengan bunyi peluit, atau
aba-aba start
lainnya
kedua lengan diayun ke atas / samping bahu sehingga membentuk
lingkaran pada satu bidang datar dan pertemuan kedua lengan itu
berakhir di atas kepala, lengan berada dalam keadaan lurus.
B.7
Kekuatan Otot Tungkai
Menurut
Moeljono (1996 : 236) kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal
yang dihasilkan oleh sekelompok otot. Pada kontraksi otot memendek
dan besarnya pemendekan bergantung pada beban yang harus ditahan.
Mula-mula otot melakukan kontraksi tanpa pemendekan (isometrik)
sampai mencapai tegangan yang seimbang dengan beban, kemudian
terjadilah kontraksi dengan pemendekan. Perlu ditekankan bahwa pada
kekuatan otot (muscle
strength)
yang diukur adalah kekuatan maksimal isometrik. Kontraksi maksimal
dapat dilakukan dengan berbagai cara dan hasil yang diperoleh
berdasarkan koordinasi otot agenis
antagomis serta
sistem pengungkit yang terlibat. Faktor fisiologis yang mempengaruhi
kekuatan kontraksi otot antara lain: usia / umur, jenis kelamin, dan
suhu otot.
Faktor
lain yang turut menentukan baik tidaknya kekuatan adalah (1) besar
kecilnya fibril
otot,
banyaknya fibril
otot
yang ikut serta dalam melawan beban serta tonus
otot.
(2) Dari bentuk rangka tubuh, makin besar rangka tubuh makin baik.
(3) Faktor umum juga ikut menentukan, atlet yang berusia tua (30
tahun lebih) kekuatannya akan berkurang. (4) Pengaruh psikis dari
dalam maupun dari luar.
- ANALISA GAYA PUNGGUNG
Sewaktu
berenang gaya punggung, posisi wajah berada di atas air sehingga
perenang hanya melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu
berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam atau dapat pula
melirik balok start.
Untuk
awalan berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, atau
gaya kupu-kupu yang dilakukan di atas balok start, perenang gaya
punggung sewaktu berlomba melakukan start dari dalam kolam. Perenang
menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi
pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara
kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gerakan
pada renang gaya punggung pada dasarnya lebih fokus pada gerakan
tangan dan kaki, tetapi ada juga gerakan pendukung yaitu gerakan pada
punggung yang fleksibel.
Beberapa
factor yang mempengaruhi kecepatan dan keindahan gaya punggung antara
lain:
E.1 frekuensi
kayuhan.
Semakin
sering frekuensi kayuhan maka akan menambah kecepatannya.
E.2
fleksibilitas sendi bahu.
Fleksibilitas
sendi bahu akan berpengaruh pada range putaran lengan sehingga dapat
menghasilkan daya dorong yang maksimal.
E.3
power lengan gaya punggung.
Mempengaruhi
kecepatan lecutan tangan sehingga dapat memaksimalkan daya dorong
dari range yang ada.
E.4
Kibasan kaki gaya punggung.
Selain
dari tangan, kibasan kaki yang fleksibel, cepat, dan secara stabil
akan mendapatkan daya dorong yang baik dan menambah kecepatan renang.
E.5 Stream
land
Posisi
tubuh yang stream land juga mempengaruhi kecepatan karena karena
semakin tubuh berkedudukan horizontal maka luas penampang air akan
berkurang, sehingga menghasilkan aerodinamik air yang maksimal
E.6
Posisi
- Posisi kaki jangan terlalu di permukaan air, melainkan agak ke dalam masuk ke dalam air (hal ini akan membantu kecepatan juga memudahkan kepala tetap berada di atas)
- Kaki terus bergerak, jangan berhenti (hal ini agar arah renang kita tidak melenceng/berbelok).
- Telapak kaki agak diluruskan sedemikian rupa sehingga menjadi lurus / sejajar dengan tulang kaki
- Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.
- Dagu agak didekatkan ke dada, hal ini akan membantu kecepatan dalam berenang.
- Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak tangan yang masuk ke dalam air terlebih dulu (hal ini memperkecil tahanan dari air)
E.7
Gerakan kaki
- Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian (seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke atas).
- Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang tidak melenceng/ berbelok dengan irama yang tetap.
E.8
Gerakan tangan
- Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
- Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
- Kemudian angkat keluar dari permukaan air dan kembalikan ke posisi awal
- Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya.
Gerakan
pada renang gaya dada pada dasarnya lebih fokus pada gerakan tangan
dan kaki, tetapi ada juga gerakan pendukung yaitu gerakan pada leher
atau kepala.
D.1 Gerakan
lengan.
Gerakan lengan
terjadi ketika perenang melakukan gerakan meluncur ke depan, dimana
bagian-bagian tubuh yang bekerja antara lain :
- sendi : articulatio humeri
- otot : m latisimus dorsi
- origo : separuh bagian bawah processi spinosi columna vertebralis sampai os sacrum dan crista iliaca
- insertio : permukaan ventral os humerus di bawah tuberculum minus humeri
- sumbu : frontal
- bidang : sagital
- pengungkit : jenis pengungkit ke 3 , yaitu gaya berada di antara beban dan sumbu.
D.2 Gerakan sendi
siku ( articulasio cubiti )
Gerakan pada sendi
siku merupakan rangkaian gerakan pada lengan tangan dimana
bagian-bagian yang bekerja pada sendi siku antara lain :
- sendi engsel : antara humerus dan ulna
- sendi peluru : antara capitulum humeri dan radius
- sendi kisar : antara ulna dan radius
- epicondylus humerus, tempat perlekatan (origo) otot-otot yang menggerakkan tangan dan sendi pergelangan tangan
- tuberositas radii, tempat intertio m biceps bracii
- Procecus olecranii, tempat incercio m triceps bracii
- Troclea olecranii, permukaan sendi humerus yang bertemu dengan permukaan sendi ulna pada sendi siku
- Procecus coronoideus ulna, yang berperan pada sendi engsel
- Capitulum humeri, yang bersendi dengan fovea radii ( sendi peluru )
- Capitulum radii
- sumbu : frontal
- bidang : sagital
- pengkit : pengungkit 2 , yaitu beban berada diantara sumbu dan gaya.
D.3 Gerakan
pergelangan tangan ( articulasio radiocarpae)
Pergelangan tangan
atau articulatio radiocarpae, juga merupakan satu rangkaian dalam
gerakan tangan saat melakukan renang gaya dada yaitu saat meluncur,
dan bagian pergelangan tangan yang bekerja antara lain :
- sendi : sendi condyloid
Di sini yang
bersendi ialah ujung distal radius dengan tiga tulang carpalia
sebelah proksimal, yaitu : os. Naviculare, os. Lunatum dan os.
Triquetrum.
- otot : m. Pronator teres dan m. Pronator kuadratus
- origo : epicondylus medial humeri
- sumbu : sagital
- bidang : frontal
- pengungkit : pengungkit jenis 2
D.4 Gerakan
pada lutut ( m. Rectus femoris)
Salah
satu rangkaian gerak pada renang gaya dada yaitu gerakan pada kaki,
dimana salah satu bagian yang bergerak adalah lutut dan bagian –
bagian yang bekerja antara lain :
- sendi : sendi lutut
- otot : m rectus femoris
- origo : pada panggul (spina iliaca anterior inferior)
- sumbu : frontal
- bidang : frontal
- pengungkit : jenis ke 1
- ANALISA GAYA BEBAS
C.1
Posisi Start
- Pandangan lurus ke depan atau pada air.
- Posisi badan membungkuk.
- Lutut sedikit ditekuk ke depan.
- Posisi kaki menginjak balok start dan posisi jari kaki berada diluar balok start atau tidak diinjakkan pada balok start.
- Jarak kaki kanan dan kiri selebar genggaman telapak tangan.
- Posisi tangan lurus ke bawah dan punggung tangan menghadap ke depan dan posisi tangan berada di samping luar kaki kanan dan menyentuh balok start
C.2
Posisi Badan Saat Berenang
C.2.1 Tangan
- Pada saat tangan kanan melakukan gerakan masuk ke air hingga lurus ke depan atau melakukan gapaian ke depan maka tangan kiri melakukan tarikan atau dorongan ke belakang.
- Setelah tangan melakukan dorongan ke belakang, tangan diangkat ke atas permukaan air dengan posisi siku tangan kiri agak ditekuk di
dekat telinga. Kemudian dimasukkan ke dalam air hingga posisi tangan lurus ke depan. Begitu seterusnya. - Tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian.
C.2.2 KEPALA
- Posisi kepala menghadap ke bawah air, atau di dalam air.
- Sebagian kepala berada diatas permukaan air dari batas telinga atas.
- Posisi saat mengambil nafas, jika mengambil nafas ke arah kanan maka posisi tangan kiri lurus ke depan dan tangan kanan melakukan dorongan atau tariakan, pada saat itu kepala ditolehkan ke arah kanan. Dan sebaliknya.
- Pada saat mengambil nafas kepala tidak boleh diangkat ke depan.
C.2.3 Kaki
- Kaki digerakkan secara bergantian antara kaki kanan dan kiri kebawah dan ke atas permukaan air.
- Kaki digerakkan berporos pada pangkal paha dan lutut tidak ditekuk
C.2.4 Badan
a. Posisi badan
tengkurap ke dalam air dengan posisi mengapung. Dan badan sejajar
dengan permukaan air .
D.6 Tungkai
bawah
- sendi : pergelangan kaki ( articulatio talocruralis)
- otot : m tricep surae
- origo : femoris dan tibia
- intersio : os calcaneus
- bidang : frontal
- sumbu : frontal
- pengungkit : jenis 1
D.7 Gerakan pada
tulang bahu
Pada renang gaya
dada juga terjadi gerakan pada tulang bahu diantaranya adalah
- sendi : sendi bahu
- otot :
- golongan A : otot-otot yang berorigo pada tulang scapula dan berintersio pada tulang lengan atas ( humerus)
- golongan B : otot-otot yang mempunyai origo pada batang badan dan berintersio pada tulang scapula
- golongan C : otot-otot yang berorigo pada batang badan dan berintertio pada tulang humerus
- bidang : frontal
- sumbu : sagital
- pengungkit : jenis
0 komentar:
Posting Komentar