Oleh : Wimpi Pardede
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
FIK UNY
Latihan (Practice)
merupakan aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran)
berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan
dan kebutuhan cabang olahraganya (Sukadiyanto, 2011).
Latihan
dengan intensitas tinggi dan durasi yang lama (> 30 - 40 menit)
dapat menyebabkan kehilangan air dan garam dari dalam tubuh melalui
evaporasi air dari paru-paru maupun mekanisme berkeringat. Berkurangnya
kadar garam dan air dalam tubuh menurunkan volume darah yang tersedia
di jantung untuk dipompa ke otot dan kulit. Darah (Hemoglobin)
merupakan pengikat oksigen utama pada tubuh, berkurangnya volume darah
berarti pula berkurangnya volume oksigen yang dapat diikat dan
diedarkan ke seluruh tubuh sehingga akan berdampak pada penurunan
penampilan atlet.
Penurunan kadar darah yang beredar menuju kulit
juga akan berdampak pada penurunan kemampuan tubuh untuk membuang
panas sebagai sisa dari metabolisme tubuh. Akibatnya tubh akan
mengalami "Heat Stroke" yanki sebuah kondisi kerusakan sel dan jaringan
akibat kelebihan panas didalam sel maupun jaringan.
Bahan
bakar utama tubuh merupakan glukosa. Latihan dengan intensitas tinggi
dengan durasi yang lama akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa
dalam darah akibat ketidakmampuan hati untuk mensintesa glukosa tubuh
sesuai dengan kebutuhan otot dalam aktivitas latihan sehingga akan
timbul kelelahan. Akibat penurunan kadar gula dalam darah yang
merupakan bahan bakar utama tubuh, tentunya juga akan berdampak pada
panampilan atlet.
Untuk menghambat kondisi - kondisi diatas, dapat dilakukan pemberian minum kepada atlet dengan komposisi yang tepat. Minuman olahraga atau sering disebut dengan minuman berenergi atau minuman isotonik harus memiliki kandungan yang lebih dari sekedar air saja. Minuman berenergi harus mengandung nutrisi - nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk mengembalikan nutrisi - nutrisi yang hilang akibat aktivitas fisik (latihan).
Minuman isotonik didefinisikan juga sebagai minuman yang mengandung karbohidrat (monosakarida, disakarida dan terkadang maltode kastrin) dengan konsentrasi 6-9% (berat/volume) dan mengandung sejumlah kecil mineral (elektrolit), seperti natrium, kalium, klorida, posfat serta perisa buah (Murray dan Stofan, 2001).
Beberapa nutrisi yang harus ditambahkan dalam minuman berenergi antara lain, Sodium, Potasium, dan elekrolit (magnesium).
Sodium merupakan ion utama penyusun cairan ekstraseluler. Sodium yang digunakan biasanya dalam bentuk sodium klorida. Sodium menstimulasi absorbsi glukosa dalam usus kecil (halus) sehingga kemampuan tubuh untuk menyerap glukosa akan meningkat. "Sodium will stimulate sugar and water uptake in the small intestine and will help to maintain extracellular fluid volume as well as maintaining the drive to drink by keeping plasma osmolality high." (Noakes et al., 1985 ; Maughan, 2001). Untuk mencapai rehidrasi yang optimal, minuman berenergi setidaknya mengandung 50 mmol/liter sodium. Minuman olahraga yang ada dipasaran pada umumnya mengandung 10 - 30 mmol/liter.
Tubuh manusia sudah sewajarnya dalam kondisi yang seimbang. Jika Sodium merupukan komponen utama penyususn cairan extraceluler, potasium merupakan penyususn utama cairan intraseluler. Penambahan potasium pada minuman berenergi penting untuk menjaga kehidupan dan metabolisme didalam sel tetap optimal.
Kehilangan cairan baik melalui evaporasi maupun melalui keringat dan hanya digantikan oleh air biasa, akan menimbulkan masalah lain. Penggantian cairan hanya dalam bentuk yang sama tidak akan mengurangi rasa haus, karena tubuh tetap mengalami kekurangan nutrisi dan akan terus memberikan respon haus. Jika penambahan dengan air berlebihan yang terjadi justru darah akan menjadi terlalu encer. Kelebihan air yang masuk kedalam tubuh akan masuk kedalam setiap sel dan jaringan, termasuk di otak. Akibatnya, akan terjadi pembengkakkan pada sel dan jaringan akibat kelebihan cairan. Di otak, pembengkakkan akan menimbulkan tekanan dari dalam pada tengkorak, yang mengakibatkan penurunan kadar darah ke otak yang lebih jauh mungkin mengakibatkan kerusakan pada otak.
Minuman berenergi haruslah minuman yang tidak hanya menggantikan air didalam tubuh, melainkan juga menggantikan nutrisi - nutrisi yang ikut hilang bersama keringat dan uap air dari evaporasi. Standarnya, minunam berenergi untuk atlet harus mengandung 50 mmol/liter sodium, 25 mmol/liter potasium, sedikit elektrolit (magnesium) dan gula (<2% berat). Volume minuman yang diberikan kepada atlet harus lebih besar dari pada kehilangan nutrisi yang dideritanya.
0 komentar:
Posting Komentar