Pengaturan makanan sebelum pertandingan perlu dilakukan untuk :
- Mencegah rasa lapar dan lemah
- Tubuh penuh energi meskipun perut kosong
- Menjamin status hidrasi
- Alat pencernaan tidak terbebani selama bertanding
- Atlet merasa siap bertanding
Makanan menjelang pertandingan hanya berperan kecil dalam menyediakan energi, tetapi perlu diberikan untuk menghindarkan rasa lapar dan kelemahan agar atlet dapat berprestasi seoptimal mungkin.
Sebenarnya tidak ada makanan khusus yang dapat meningkatkan prestasi olahraga, teteapi pengaturan pola makan akan berpengaruh terhadap penampilan atlet. Untuk itu, diet menjelang bertanding perlu direncanakan dengan baik agar selama bertanding atlet tidak merasa kekurangan atau kelebihan makanan.
Dua sampai tiga jam sebelum bertanding, atlet perlu disediakan makanan dengan menu ringan, tetapi tinggi karbohidrat (sebaiknya berupa karbohidrat kompleks, sebab selain mengandung karbohidrat, juga tersedia zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral yang diserap secara perlahan). Perut yang penuh makana akan mengganggu kinerja saat bertanding. Disamping itu, energi tak dapat dicurahkan sepenuhnya untuk aktivitas luar sebab metabolisme makanan butuh energi tersendiri (SDA : Spesifik Dynamic Action) untuk karbohirat 6 - 7%, lemak 4 - 14% dan protein 30 - 40%.
Makanan tinggi protein ssebaiknya dihindarkan sebab dari metabolisme protein akan terjadi sisa zat yang bersifat toksik, seperti amonia dan urea. Asupa protein ang berlebihan akan memaksa ginjal dan hati bekerja ekstra untuk melakukan detoksifikasi. Pembuangan sisa metabolisme protein ini diikuti hilangnya berbagai mineral penting, seperti potasium, kalsium dan magnesium yang pada akhirnya akan menyebabkan dehidrasi, daya tahan menurun, dan juga mengakibatkan stroke atau gangguan otak.
Makanan menjelang bertanding sebaiknya terdiri dari menu ringan dan mudah dicerna. Hindari makanan berlemak karena akan membebani pencernaan.
0 komentar:
Posting Komentar