Biomekanika Pitcher

A.    Gerakan melempar dalam permainan Baseball merupakan hal yang sangat penting. Kualitas sebuah tim ditentukan oleh baik atau tidaknya seorang pelempar (pitcher) melakukan lemparan (pitch). Akurasi dan kecepatan dalam lemparan harus sangat diperhatikan untuk mempersulit lawan untuk memukul bola.

Terdapat dua jenis lemparan dalam permainan Baseball berdasarkan tumpuan yang diambil oleh pelempar. 1.) Tall – and – Fall ; 2.) Dip – and – Drive. (James:2010).
Sementara itu, jika factor yang diperhatikan yakni sudut lengan saat ingin melempar bola, lemparan dalam Baseball dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      High (Overhand) 
2.      Mid ¾
3.      Low/Sidearm
Kecepatan dan akurasi merupakan tujuan utama dalam setiap lemparan. Itu sebabnya setiap rangkaian gerakan dalam melempar harus sangat  presisi  demi mendapatkan hasil yang maksimal.
Data penelitian dari World Congress of Biomechanics (WCB 2010) untuk jenis langkah Dip-and-Drive (DD) kecepatan lemparan maksimal mencapai 136,00 ± 5,83. Jenis lemparan dengan menggunakan gaya Dip-and-Drive (DD) memang lebih menguntungkan dibanding dengan gaya langkah Tall-and-Fall (TF). Dari segi kecepatan gerakan dalam melangkah, gaya Dip-and-Drive (DD) relatif lebih cepat dibanding dengan gaya Tall-and-Fall (TF). Kecepatan gerakan dalam satu kali lemparan menggunaan gaya Dip-and-Drive (DD) membutuhkan waktu 0,74 ± 0,14 detik. Kecepatan gerakan akan berdampak pula pada kecepatan lemparan yang dihasilkan oleh pelempar.
B.     Analisis Gerakan Melempar dengan Gaya Dip-and-Drive (DD).

Terdapat 6 step yang harus diperhatikan dalam melakukan lemparan bola baseball.
1.      Posisi Awal
Posisi Awal dalam melakukan lemparan harus sangat diperhatikan. Pelempar harus mencurahkan konsentrasi penuh untuk membangun keseimbangan yang baik sebelum melakukan lemparan. Pelempar biasanya menghadapkan tubuhnya kesamping sesuai dengan posisi tangan yang akan digunakan untuk melempar. Jika pelempar akan menggunakan tangan kanan, maka posisi tubuh menghadap kanan, begitu juga sebaliknya.
2.      Stride
Salah satu kaki dilangkahkan kedepan membentuk sudut 100º - 135º. Langkah digunakan sebagai awalan untuk memindahkan beban yang ada di pusat tubuh menuju pelvis. Tujuannya adalah untuk mendapatkan momentum maksimal sebelum bola dilepaskan.


3.      Momentum
Setelah salah satu kaki melangkah kedepan dan menyentuh tanah, batang tubuh bagian atas ikut diputar kearah depan untuk mendapatkan momentum dari gerakan. Namun, dalam fase ini tangan untuk melempar masih berada dibelakang.

4.      Percepatan
Untuk mendapatkan momentum maksimal, batang tubuh harus diputar ke depan dengan cepat mencapai kecepatan 20 putaran/detik. Percepatan juga diperlukan saat tangan diayunkan kedepan hingga lurus.
5.      Release
Saat melepaskan bola, lengan harus lurus maksimal dan pergelangan tangan yang tadinya membentuk sudut juga harus dilepaskan hingga lurus untuk mendapatkan momentum yang maksimal.

6.      Gerakan Lanjutan
Setelah bola terlepas, posisi kaki yang melangkah harus sampai posisi lurus dan diikuti kaki yang digunakan untuk posisi awal dilepaskan kedepan agar tidak ada momentum yang tertahan.

C.     Analisis Sudut dalam Gerakan Melempar
1.      Sudut dan Panjang Langkah

Dijelaskan oleh American Sport and Medicine Institute (ASMI) salah satu yang mempengaruhi kecepatan lemparan merupakan jangkauan langkah maksimal yang dapat dicapai. Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh New York Times pada 2 Juli 2010, dijelaskan bahwa untuk dapat mengalirkan energy secara maksimal dari kaki tumpuan menuju pelvis saat pelempar melakukan Stride diperlukan panjang langkah sekitar 87% dari tinggi badan pelempar itu sendiri. Stephen Strasburg yang merupakan pelempat tim Washington mampu meraih jangkauan langkah sebesar 66 Inci.
2.      Batang Tubuh dan Lengan
Dalam gerakan Stride saat akan melakukan lemparan, tubuh harus tetap dalam posisi tegap. Lengan berada dibelakang dengan membentuk sudut 90o. Batang tubuh tetap tegap untuk menjaga tenaga yang sudah dihasilkan oleh gerakan sebelumnya dalam keseimbangan tubuh. 

Selain itu, jika dilihat dari depan, antara tangan yang memegang bola dengan tangan yang tidak memegang bola harus dalam posisi sejajar tanpa terhalang oleh bahu. Bahu masih dalam posisi menghadap samping secara sempurna. Tujuannya adalah untuk mendapatkan energy yang maksimal dari hasil perputaran bahu secara cepat dan kuat. 
Batang tubuh tetap tegap untuk menjaga tenaga yang sudah dihasilkan oleh gerakan sebelumnya dalam keseimbangan tubuh. Selain itu, jika dilihat dari depan, antara tangan yang memegang bola dengan tangan yang tidak memegang bola harus dalam posisi sejajar tanpa terhalang oleh bahu. Bahu masih dalam posisi menghadap samping secara sempurna. Tujuannya adalah untuk mendapatkan energy yang maksimal dari hasil perputaran bahu secara cepat dan kuat. 


Sumber : 
Goh Cho Hong, James & Chwee Teckim (2010). 6th World Congress Biomechanics (WCB 2010): Singapore.
American Sport Medicine Institute

0 komentar:

Posting Komentar