Oleh
: Wimpi Pardede
Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
FIK UNY
FIK UNY
Lemak
adalah gabungan asam lemak dan gliserol (Karmana : 2008). Lemak
(lipid) adalah zat organik hidrofobik yang bersifat sukar larut dalam
air. Lemak merupakan senyawa organik yang majemuk, terdiri dari unsur
C, H, dan O yang membentuk senyawa asam lemak dan gliserol
(gliserin), apabila bergabung dengan zat lain akan membentuk lipid,
fosfatid, dan sterol (G. Kartasapoetra &
Marsetyo, 1991: 4). Sebagian
besar lemak yang terdapat dalam tubuh akan masuk ke dalam kategori
asam lemak dan triasilgliserol (Marks, dkk : 2000).
Seperti
halnya karbohidrat, lemak juga merupakan unsur penghasil energi bagi
tubuh. Kandungan energi yang dihasilkan lemak bahkan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan karbohidrat. Bobot energi yang dihasilkan
tiap gram lemak adalah 2¼ kali lebih besar daripada karbohidrat
(Suhardjo & Kusharto : 2010). Satu gram lemak mampu menghasilkan
9 kalori, sedangkan dalam satu gram karbohidrat hanya menghasilkan 4
kalori (Suhardjo & Kusharto : 2010). Asam lemak yang disimpan
sebagai triasilgliserol, berfungsi sebagai bahan bakar, dan merupakan
sumber energi utama untuk tubuh.
Langkah awal dari
metabolisme energi lemak adalah melalui proses pemecahan simpanan
lemak yan terdapat di dalam tubuh yaitu dalam bentuk trigeliserida.
Melalui proses yang dinamakan dengan lipolisis, trigeliserida yang
tersimpan akan dikonversi menjadi asam lemak dan gliserol (1 mol
trigeliserida menghasilkan 3 molekul asam lemak dan 1 molekul
gliserol). Gliserol yang terbentuk akan masuk ke dalam siklus
metabolisme untuk diubah menjadi glukosa atau asam piruvat. Sedangkan
asam lemak yang dihasilkan akan dipecah menjadi unit – unit kecil
melalui proses yang dinamakan ß-oksidasi
untuk kemudia menghasilkan energi dalam bentuk ATP di dalam
mitokondria sel. Proses ß-oksidasi
berlangsung dengan kahadiran oksigen serta membutuhkan adanya
karbohidrat untuk menyempurnakan proses pembakaran asam lemak. Pada
proses ini, asam lemak yang pada umumnya memiliki rantai carbon yang
panjang yang terdiri dari ±16
atom karbon akan dipecah menjadi unit – unit kecil yang terbentuk
daru 2 atom karbon. Tiap unit yang mengandung 2 atom karbon dapat
mengikat 1 molekul KoA untuk membentuk asetil KoA. Melalui asetil KoA
yang terbentuk ini kemudian akan masuk kedalam siklus asam sitrat dan
diproses untuk menghasilkan energi seperti halnya dengan molekul
asetil KoA yang dihasilkan melalui proses metabolisme energi yang
dihasilkan oleh glukosa (Irawan, 2007: 7).
Dalam
olahraga, lemak merupakan sumber energi utama bagi otot pada waktu
beristirahat dan masa lanjut dalam pertandingan – pertandingan yang
memerlukan daya tahan setelah otot menghabiskan sebagian besar
glikogen (Gabe Mirkin & Marshal Hoffman, 1984: 46-57). Kendati
lemak merupakan zat yang menghasilkan energi paling tinggi, namun
tidak serta merta lemak dapat dimetabolismekan begitu saja. Energi
utama aktivitas tubuh adalah karbohdrat dan karbohidrat merupakan zat
yang dimetabolisme terlebih dahulu. Pada metabolisme aerobik, lemak
dipecah sehingga membentuk asam lemak dan gliserol. Asam – asam
lemak ini kemudian menjalani rangkaian reaksi membentuk Asetil CoA
(disebut oksidasi beta) dan kemudian masuk ke siklus krebs (Cerika,
2013: 4). Metabolisme lemak, didukung oleh kerja hormon Thyroid.
Thyroid berperan
untuk mengangkut lemak dari jaringan lemak, unutk diubah menjadi asam
lemak bebas yang siap dibakar menjadi energi. (Toruan, 2014: 69).
Banyak
pendapat yang muncul mengenai kapan sesungguhnya lemak digunakan
dalam aktivitas olahraga. Menurut DR. Phaidon L. Toruan, MM dalam
bukunya “Weight
Loss” dijelaskan
bahwa olahraga yang menggunakan lemak sebagai sumber energi utamanya
adalah olahraga yang bersifat aerobik. Pada aktivitas aerobik ini,
sumber energi yang dibakar oleh tubuh adalah asam lemak. Lemak di
bawah kulit akan dibawa ke hati yang kemudia diubah menjadi asam
lemak, dan asam lemak inilah yang nantinya akan dibakar menjadi
energi (Toruan, 2014: 115). Pada kegiatan olahraga dengan aktivitas
aerobik yang dominan, metabolisme akan berjalan melalui pembakaran
simpana karbohidrat, lemak dan sebagian kecil dari pemecahan simpanan
protein yang terdapat di dalam tubuh untuk menghaslkan ATP.
aktivitas
aerobik merupakan aktivitas fisik yang membutuhkan waktu yang relativ
lama. Istilah aerobik dalam olahraga erat dengan aktivitas fisik
atau latihan yang dilakukan dengan adanya oksigen, yaitu kemampuan
seseorang menggunakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pada waktu melakukan latihan olahraga (Suharjana, 2013: 53).
Mengacu
pada pernyataan Touran dalam bukunya “Weight
Loss”
maka berikut kami paparkan jenis olahraga yang memiliki energi
predominan adalah aerobik :
Jarak Lari
|
Aerobik
|
Anaerobik
|
Marathon (42,192 km)
|
98%
|
2%
|
10.000 meter
|
90%
|
10%
|
5.000 meter
|
80%
|
20%
|
1.600 meter
|
50%
|
50%
|
(Suharjan,
2013: 55).
Latihan
aerobik adalah latihan yang bertujuan untuk merangsang kerja jantung
dan paru – paru, sehingga kerja jantung dan paru – paru menjadi
lebih efisien (Suharjana, 2013 : 56). Latihan aerobik akan
menyangkut tiga hal, yaitu intensitas, durasi dan frekuensi latihan.
Intensitas latihan aerobik didasarkan pada denyut nadi, karena denyut
nadi dapat dijadikan tolok ukut kerja jantung. Durasi latihan
berkenaan dengan berapa lama seseorang melakukan materi latihan tanpa
melalui masa recovery. Sedangkan frekuensi latihan merupakan
banyaknya latihan dalam seminggu atau dalam kurun waktu lain yang
sudah ditentukan. Latihan aerobik, dilakukan dengan intensitas
70%-80% dari HR.Max (Suharjana. 2013: 59). Sedangkan untuk durasi
latihan, metabolisme lemak baru akan bekerja setelah durasi latihan
di atas 60 menit. Karena aktivitas fisik dibawah 60 menit masih akan
menggunakan metabolisme karbohidrat sebagai pensuplai kebutuhan
energinya.
Metabolisme
lemak menghasilkan energi yang relativ tinggi. Namun, dalam satu
proses metabolisme hingga menghasilkan energi siap pakai dalam bentuk
ATP, membutuhkan waktu yang relatife lama. Metabolisme lemak baru
akan digunakan untuk olahraga/aktivitas fisik dengan durasi diatas 60
menit. Latihan olahraga dengan durasi yang lama dan dengan intensitas
yang relatif sedang disebut dengan aktivitas aerobik. Aktivitas
aerobik merupakan aktivitas fisik dimana metabolismenya membuthkan
oksigen. Latihan aerobik identik dengan metabolisme lemak. Latihan
aerobik antara lain : 1). Bersepeda; 2). Fartlek (Speed play); 3).
Senam Aerobik; 4). Berenang; 5). Interval Training; dan 6). Cicuit
Training.
Sumber
:
Marks,
Dawn B, dkk (2000). Biokimi
Kedokteran Dasar. Jakarta:
EGC.
Suhardjo
& Clara M. Kusharto (2010). Psrinsip
– prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta:
Kanisius.
Toruan,
Phaidon L (2014). Weight
Loss. Jakarta:
Transmedia.
0 komentar:
Posting Komentar