10 Manfaat Berenang

Berenang merupakan salah satu jenis olahraga yang sangat populer di masyarakat. Bahkan banyak anak muda sering memilih berenang sebagai momen hang-out mereka. Namun, sudah tahukah anda bahwa berenang merupakan olahraga yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh?

Dalam artikel "10 manfaat Berenang" ini akan kami bahas mengenai manfaat berenang bagi kesehatan jasmani dan rohani manusia.

1. Berenang membuat kita lebih panjang umur
 Berdasarkan penelitian oleh University of South Carolina, ditemukan bahwa orang yang berenang memiliki 50% rata-rata kematian lebih rendah dibanding orang yang berolahraga jenis lain seperti berlari, berjalan, atau orang yang tidak berolahraga.
berenang 

2. Berenang menurunkan risiko diabetes
Bagi penderita diabetes tipe 1, berenang sangat bermanfaat karena dengan berenang sensitifitas kerja insulin akan meningkat, sehingga metabolisme glukosa dapat kembali lancar. Sedangkan untuk diabetes melitus tipe 2, berenang sama halnya dengan olahraga aerobik yang lain, mampu mengikis lemak yang berada disekitar reseptor insulin sehingga reseptor mampu bekerja lebih optimal.

3. Meningkatkan keseimbangan kadar kolesterol
Berenang mampu menyeimbangkan kadar kolesterol dalam tubuh manusia. Berenang telah terbukti mampu meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) atau yang lebih sering kita kenal dengan kolesterol baik. Kenapa disebut kolesterol baik? Karena untuk setiap 1 persen (%) peningkatan kadar HDL dalam tubuh, berarti pula menurunkan 3,5% risiko kematian akibat penyakit jantung.

4.Berenang menurunkan gejala asma 
Berenang memberikan kesempatan untuk melakukan latihan di dalam air yang manan mampu mengelola gejala asma.

5. Berenang mampu mengelola berat badan 
Berenang meerupakan salah satu jenis olahraga yang membutuhkan tenaga (kalori) sangat tinggi. Setiap 10 menit berenang:
  • Gaya dada mampu membakar 60 kalori 
  • Gaya punggung mampu membakar 80 kalori 
  • Gaya Bebas mampu membakar 100 kalori 
  • Gaya kupu-kupu mampu membakar 150 kalori 
6. Berenang mampu mengelola kondisi jantung 
Berenang terbukti meningkatkan meningkatkan efisiensi kerja jantung dalam memompa darah, meningkatkan aliran darah pada seluruh tubuh, dan dapat melawan inflamasi tubuh.

7.  Meningkatkan fleksibilitas sendi dan ligamen 
Berenang mebuat tubuh bekerja dalam ROM maksimal sehingga baik untuk fleksibilitas persendian dan ligamaen. Setiap kayuhan dalam setiap gaya berenang membuat kita berusaha meraih ke depan, gerakan tersebut sangat baik untuk fleksibilitas sendi dan ligamen.

8. Meningkatkan kekuatan otot
Air merupakan partikel yang memiliki tahanan tersendiri. Setiap gerakan yang dilakukan dalam berenang merupakan gerakan yang melawan tahanan air. Gerakan melawan tahanan tersebut baik untuk meningkatkan kekuatan otot.

9. Mengelola otot yang cedera 
Berenang merupakan kegiatan yang mampu meningkatkan kekuatan dan mengelola kondisi otot, namun tidak memiliki dampak beban yang tinggi pada persendian. Sehingga, berenang sering digunakan sebagai metode untuk pengelolaan cedera otot maupun persendian.

10. Berenang meningkatkan IQ pada anak
Hasil penelitian di Melbourne, Australia, menunjukkan secara statistis IQ anak-anak yang diajarkan berenang sejak bayi lebih tinggi ketimbang anak-anak yang tak diajarkan berenang atau diajarkan berenang setelah usia 5 tahun. Anak-anak tersebut diukur IQ-nya ketika mereka berusia 10 tahun. Tak hanya itu, pertumbuhan fisik, emosional dan sosialnya pun lebih baik.


Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Mungkin sebagian besar masyarakat telah sering mendengar mengenai penyakit jantung (sakit jantung). Namun, penyakit jantung sendiri terdiri dari beberapa jenis, salah satunya adalah penyakit jantung koroner.

Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit (kelainan) jantung yang disebabkan oleh adanya proses aterosklerosis atau spasme dan/atau kombinasi keduanya sehingga mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pada arteri koronaria yang bertugas mengalirkan darah menuju jantung.



Jadi seperti itu,,, lantas, apakah penyakit tersebut berbahaya?

Diisi dampak penyempitan arteri koronaria.

Berdasarkan data WHO (2011) bahwa penyakt jantung koroner (PJK) atau sering disebut dengan penyakit jantung iskemik telah menyebabkan 17,5 juta atau setara dengan 30% kasus kematian diseluruh dunia. Di Amerika, 550.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit jantung koroner. Sedangkan di Indonesia penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian mencapai 2.557 orang.

Bagaimana bisa kita terkena jantung koroner ?

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya jantung koroner (PJK). Faktor risiko tersebut antara lain usia, jenis kelamin, merokok, hipertensi, obesitas, dan diabetes melitus. Fakvor risiko tersebut mengakibatkan kerusakan pada lapisan endotel pembuluh darah. Kerusakan tersebut mengakibatkan kematian sel endotel sehingga tubuh merespon dengan respon inflamasi. Respon inflamasi menghasilkan plak pada pembuluh darah koroner dan mengakibatkan aliran darah menjadi berkurang/iskemi miokard dan terjadilah serangan jantung.


Lalu, supaya tidak menderita jantung koroner apa yang harus dilakukan ?

Berdasarkan beberapa faktor risiko yang telah dijelaskan di atas, beberapa perubahan sangat diharapkan untuk menghindarkan kemungkinan penyakit jantung koroner.


Faktor Risiko dan Perubahan yang Diharapkan
Merokok
→ Berhenti total. Tidak terpapar pada lingkungan perokok
Kontrol tekanan darah
→ tekanan darah < 140/90 mm Hg; < 130/80 mm Hg pada gangguan ginjal, gagal jantung dan diabetes.
Diet
→ Mengkonsumsi makanan yang menyehatkan
Pengaturan Lipid di dalam tubuh
→ Tujuan Primer: LDL – C < 160 mg/dl jika faktor risiko =< 1. LDL – C < 130 mg/dl jika memiliki => 2 faktor risiko . LDL – C < 100 mg/dl jika memiliki >= 2 faktor risiko dan memiliki riwayat penyakit diabetes.
→ Tujuan Sekunder: Non HDL – C < 190 mg/dl untuk faktor risiko <= 1; Non HDL – C < 1t60 mg/dl untuk faktor risiko <= 2 dan memiliki risiko CHD 10 tahun sebesar <= 20%; Non HDL -C < 130 untuk faktor risiko <= 2 dan menderita diabetes melitus
→ Target terapi: trigliserid > 150 mg/dl; HDL – C < 40 mg/dl pada pria dan < 50 mg/dl pada wanita.
Aktivitas Fisik
→ Aktivitas Fisik: Aktivitas fisik minimal 30 menit atau aktivitas fisik dengan intensitas sedang setiap hari dalam 1 minggu.
Pengaturan Berat Badan
→ BMI 18,5 – 24,9 kg/m2; Lingkar pinggang <= 40 inci pada pria, dan <= 35 inci pada wanita
Pengelolaan Diabetes
→ Kadar gula darah puasa < 110 mg/dl dan HbA1c < 7%

Obesitas

     Obesitas merupakan masalah kesehatan utama di beberapa negara maju maupun negara berkembang. Prevalensi obesitas di dunia terus mengalami peningkatan secara drastis dari 9,4% pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) I pada tahun 1971-1974. Angka tersebut terus mengalami peningkatan menjadi 14,5% pada periode II (1976-1980), 22,5% pada periode III (1988-1994), serta 30% pada survey tahun 1999-2000. Indonesia, juga merupakan salah satu negara yang tidak mampu lepas dari masalah obesitas. Data dari Basic Health National Survey pada 2007, prevalensi obesitas pada orang dewasa di Sulawesi Utara mencapai 33,2%, DKI Jakarta 26,9%, sedangkan Gorontalo mencapai 26,9%. Menurut WHO, lebih dari 1,4 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih dan 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun karena obesitas yang menyebabkan munculnya beberapa penyakit kronis sepertia diabetes dan penyakit jantung.

olahraga aerobik bermanfaat untuk obesitas      Obesitas merupakan faktor resiko mayor terhadap penyakit kardiovaskular, beberapa jenis kanker, dan diabetes melitup tipe 2. Selain itu, dalam beberapa penelitian diketahui pula bahwa obesitas sentral berasosiasi dengan beberapa gangguan pernapasan antara lain tahanan aliran udara, pola pernapasan, pertukaran gas, mekanika pernapasan, dan akhirnya mengakibatkan keabnormalitasan fungsi paru.
     Secara umum, olahraga aerobik merupakan jenis olahraga yang tepat untuk menurunkan berat badan pada penderita obesitas. Aerobik merupakan sebuah sistem metabolisme dalam tubuh, dimana dalam menghasilkan energi (ATP) menggunakan reaksi dengan bantuan oksigen. Latihan aerobik harus memperhatikan tiga hal yaitu intensitas latihan, durasi, dan frekuensi latihan.


Sumber :
Ika Ristianingrum, dkk. (2010). Hubungnan antara Indeks Tubuh (IMT) dengan Tes Fungsi Paru. Mandala of Health. Volume 4. Nomor 2.