Seng (Zn)

Zink (Zn) merupakan salah satu zat gizi yang tergolong dalam kelompok mineral mikro. Mineral merupakan komponen anorganik, komponen jaringan tubuh, dan komponen cairan tubuh yang bekerja bersama dengan enzim, hormon, vitamin, dan bahan – bahan transport. Mineral mikro (Mikronutrien Mineral) merupakan jenis mineral yang dibutuhkan tubuh dalam konsentrasi yang relatif kecil. Di dalam tubuh, mineral berfungsi antara lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan keseimbangan asam – basa.
2. Sebagai katalis reaksi – reaksi biologis.
3. Sebagai komponen esensial senyawa tubuh.
4. Mempertahankan keseimbangan air tubuh.
5. Mentransmisi impuls saraf.
6. Mengatur kontraksi otot.
7. Pertumbuhan jaringan tubuh. 

Menurut Hidayat(1999) dalam jurnal kedokteran Universitas Trisakti, seng memiliki peranan dalam mempertahankan proses metabolisme tubuh, menstabilkan struktur membran sel, dan mengaktfkan hormon pertumbuhan.
Selain itu, zink memiliki beberapa fungsi spesifik yang membedakan unsur ini dengan unsur lainnya, antara lain :
1. Zink dapat meningkatkan keaktifan enzim lainnya (Kofator)
2. Zink bereperan sebagai bagian dari DNA dan RNA polimerase bagian dari enzim kolagenase.
3. Zink berperan dalam menjaga keseimbangan asam basa dengan cara mengeluarkan karbondioksida dari jaringan serta mengangkut dan mengeluarkan karbondioksida dari paru – paru ke pernapasan.
4. Zink berperan dalam sinesis dan degradasi kolagen, dengan demikian seng berperan dalam proses pembenukan kulit, metabolisme jaringan ikat, dan penyembuhan luka.
5. Zink berperan dalam proses pengembangan fungsi reproduksi laki – laki dan pembentukan sperma.
6. Zink berperan dalam fungsi kekebalan yaitu dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan antibodi oleh sel B.  

Kandungan zink di dalam tubuh manusia sekitar 1 – 2.5 gram, terdapat pada tulang, gigi, rambut, kulit, hati, otot, dan testis. Sisa konsumsi zink yang tersisa, akan disimpan dalam beberapa bagian tubuh dalam bentuk metalotionein. Tidak ada organ tubuh khusus sebagai tempat penyimpanan zink, zink terdapat pada semua sel dan jaringan tubuh dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Kebutuhan seng fisiologis yang sebenarnya adalah banyaknya seng yang harus diabsorbsi untuk menggantikan pengeluaran endogen, pembentukan jaringan, pertumbuhan dan sekresi susu. Di kutip oleh Hidayat (1999), “Kebutuhan seng fisiologis tergantung dari usia dan status fisiologis seseorang.”  
Zink merupakan salah satu mikronutrien esensial yang terkandung dalam bahan makanan protein hewani, diantaranya tiram, kerang, ikan, hati, daging unggas, telur, keju, dan kacang – kacangan. Jenis dan cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi total masukan seng dan bioavailability- nya. Susu dan produknya merupakan sumber seng yang penting bagi anak – anak dan bayi. 
Pemilihan diet yang rendah seng dapat terjadi karena faktor budaya, sosial ekonomi atau motivasi lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi zink dalam tubuh. Evans (1986) membagi defisiensi zink dalam dua kelompok besar yaitu ringan dan berat, yang gejala – gejalanya adalah sebagai berikut : 
Defisiensi Ringan
Defisiensi Berat

Oligospemia
Alat kelamin mengecil
Dermatis
Infeksi
Pertumbuhan terhambat
Diare
Penyembuhan luka terhambat
Perubahan Neurologis
Gangguan adaptasi gelap
Kematian
Perubahan emosi

 
 





0 komentar:

Posting Komentar