Latihan Olahraga Efektif Untuk Pasien Transplantasi Jantung

Menurut SingHealth, transplantasi jantung adalah penggantian jantung berpenyakit atau rusak dengan yang sehat dari donor yang mati otak tetapi tetap hidup dengan mesin.

Menurut penelitian baru, latihan dengan intensitas tinggi efektif untuk pasien transplantasi jantung jangka panjang. Sebuah tim peneliti di University of Copenhagen melakukan penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Transplantation yang menyoroti dimana pasien yang telah mejalani transplantasi jantung dapat mencapai tingkatan kapasitas latihan yang lebih tinggi dari pada yang mereka pikir sebelumnya.
Mereka merekrut 16 yang telah menjalani transplantasi jantung stabil yang telah hidup dengan jantung baru selama lebih dari satu tahun. Mereka diberikan 12 minggu latihan interval intensitas tinggi. Hasilnya, latihan interval intensitas tinggi dapat membantu orang untuk lebih mengontrol tekanan darah mereka.
Orang coba mengalami peningkatan VO2max sebesar 17% , tekanan sistolik menurun, dan kemampuan pemulihan jantung meningkat.

Penelitian ini menyoroti pentingnya olahraga teratur bagi orang - orang yang telah menjalani prosedur transplantasi jantung. Meskipun banyak kosep umum mengenai bahaya latihan untuk penerima prosedur transplantasi jantung, namun penelitian ini menepis semua anggapan tersebut. Olaharaga disini selain bermanfaat bagi fisiologis tubuh, juga bermanfaat memastikan para penerima prosedur transplantasi jantung dapat hidup dengan kondisi selayaknya manusia pada umumnya.

Olahraga dapat Menurunkan Resiko Diabetes Melitus

Penyakit diabetes melitus biasa dikenal secara umum dengan istilah kencing manis, yang biasa menyerang orang tua. Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Soegondo, 2002).
Insulin adalah hormon alami yang dikeluarkan oleh organ pankreas. Insulin dibutuhkan oleh sel tubuh intuk mengubah dan menggunakan glukosa darah (gula darah) untuk membuat energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi sel.

Terdapat 3 macam penyakit dabetes melitus, yaitu :1). Penyakit diabetes tipe I, disebabkan karena kekurangan insulin dalam darah akibat kerusakan sel beta pankreas. Sebagian besar penderita diabetes tipe ini berat badanya normal atau cenderung kurus. Diabetes tipe ini biasannya terhadi pada usia muda dan membutuhkan insulin seumur hidup; 2). Penyakit diabetes tipe II, disebabkan karena insulin tidak dapat bekerja secara optimal. Akibatnya, glukosa dalam darah tetap tinggi. Penderita diabetes tipe ini cenderung mengalami obesitas dan terjadi pada usia yang relatif muda; 3). Penyakit diabetes gestasional merupakan penyakit diabetes yang timbul akibat kehamilan. Kehamilan menyebabkan reseptor insulin tidak berfungsi sebagaimana menstinya sehingga kadar gula darah cederung naik.
Olahraga yang teratur dapat menyembuhkan diabetes melitus tipe II. Olahraga dengan tertentu dapat membakar lemak dalam darah. Berkurangnya kadar lemak darah akan meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin dan akhirnya gula darah akan semakin menurun.
Diabetes Prevention Program, mempublikasikan hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa dengan berjalan kaki selama 30 menit sebanyak 5 kali seminggu yang disertai dengan pengaturan porsi makan, dapat mengurangi resiko diabetes hingga 50% pada partisipan yang keleihan berat badan dan memiliki kadar gula darah tinggi (Gichara, 2009). Bagi penderita diabetes melitus, sebelum dan sesudah sebaknya dilakukan pengecekkan kadar gula darah. Jika kadar gula darah rendah (<100 mg/ml), terlebih dahulu harus menambah asupan makanan 15 - 30 gram karbohidrat. Jika kadar gula darah terlalu tinggi (>200 mg/ml) sebaiknya tidak melakukan jalan kaki terlebih dahulu, hingga kadar gula dalam darah menurun. Program latihan dianjurkan dilakukan 1 - 2 jam setelah makan.

Tambahan Energi Masa Kehamilan dan Laktasi

Ibu hamil membutuhkan energi lebih selama kehamilan, dimana tambahan energi tersebut berbeda pada setiap trisemester kehamilan. Tambahan kebutuhan energi akan semakin besar pada setiap trisemesternya.
  1. Trisemester I --> Tambahan energi sebesar 180 kkal/hari
  2. Trisemester II --> Tambahan energi sebesar 300 kkal/hari 
  3. Trisemester III --> Tambahan energi sebesar 3000 kkal/hari
Tambahan energi selama kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin , plasenta dan jaringan tambahan lainnya.

Setelah berakhirnya masa kehamilan, seorang ibu dihadapkan kembali kedalam masa yang sangat penting, yakni masa laktasi. Selama laktasi diperlukan tambahan energi untuk memproduksi ASI, memelihara kesehatan ibu paska melahirkan dan sebagai sumber energi yang tersimpan di dalam ASI untuk kebutuhan energi bayi. Sebagian besar energi pada bayi diperoleh dari ASI, sekitar 80% energi pada bayi disediakan oleh ASI.
Tambahan keperluan energi pada masa laktasi adalah sebagai berikut :
  1. 6 Bulan Pertama : 500 kkal/hari
  2. 6 Bulan Kedua : 550 kkal/hari
  3. Tahun kedua : 400 kkal/hari.

Latihan Meringankan Osteoarthritis

Osteoarthitis pada panggul merupakan salah satu penyakit degeneratif yang sangat sering terjadi. Tercatat satu dari sepuluh orang usia lanjut menderita penyakit ini. Akibatnya, mobilitas sendi semakin terbatas dan rasa sakit akibat peradangan semakin terasa sehingga menyebabkan keterbatasan gerak dan penurunan fungsi. Sampai artikel ini diterbitkan, belum terdapat obat khusus yang dapat secara signifikan menyembuhkan osteoarthritis. Obat yang diberikan hanya obat anti radang untuk menghindari arthritis semakin bertambah parah.

Penelitian terbaru membuktikan bahwa latihan terprogram yang difokuskan pada peningkatan kekuatan sendi, pengembalian kualitas struktural tubuh, koordinasi dan latihan peningkatan kualitas gerak, menunjukkan progres pada osteoarthritis.
Penelitian dilakukan dengan memberikan latihan olahraga selama 12 minggu dengan satu kelas kelompok satu kali dalam seminggu dan dilanjutkan dengan kelas individu dirumah 2 kali dalam seminggu.
Hasilnya, setelah diberikan terapi pasien merasakan penurunan tanda - tanda osteoarthritis seperti nyeri pada pagi hari, dan merasakan kuaitas gerakan pada sendi meningkat secara signifikan. 


Tai Chi Untuk Pengobatan I

Arthiritis
Dalam pertemuan American College of Rheumatology di Tufts University, pada bulan Oktober 2008, dilaporkan sebuah penelitian dimana satu jam melakukan Tai Chi dengan intensitas dua kali seminggu selama 12 minggu terbukti mengurangi rasa sakit, meningkatkan suasana hati dan fisik pada penderita Osteoporosis parah pada lutut.
Kedua, studi yang dilakukan di Korea pada bulan Desember 2008 yang dipublikasikan dalam Jurnal Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, dihasilkan kesimpulan bahwa melakukan atau mengikuti kelas Tai Chi selama delapan minggu dan juga melakukan praktek Tai Chi di rumah, secara signifikan dapat meningkatkan fleksibilitas dan memperlambat proses penyakit pada pasien dengan Ankylosing Spondylitis (suatu bentuk peradangan kronis dari tulang belakang dan sendi - sendi tulang sacroiliaca.

Penelitian pada tahun 2001 oleh American College od Rheumatology menyimpulkan bahwa orang pada usia lanjut yang mengikuti rutinitas kelas Tai Chi mengalami lebih sedikit rasa nyeri (terutama pada bagian tulang belakang)  dan hambatan pada saat melakukan aktivitas sehari - hari. Penelitian ini diperkuat oleh Penelitian Soonchunhyang University yang melakukan penelitian terhadap penderita arthritis selama 12 minggu diberikan latihan Tai Chi. Hasilnya, orang coba menunjukkan peningkatan pada kekuatan otot abdominal dan kualitas keseimbangan yang meningkat.

Low Bone Density
Sebuah tinjauan dari enam studi terkontrol  oleh Dr. Wayne dan peneliti lain dari Harvard menunjukkan bahwa Tai Chi dapat menjadi sebuah cara yang aman dan efektif untuk mempertahankan kepadatan tulang pada wanita pasca menopause.

Breast Cancer
Penelitian tahun 2008 di University of Rochester menjelaskan bahwa kualitas hidup dan kapasitas fungsional (termasuk kapasitas aerobik, kekautan otot dan fleksibilitas) meningkat pada wanita dengan kenker payudara yang melakukan 12 minggu Tai Chi, sementara itu, penurunan justru tercatat pada kelompok kontrol yang hanya diberiakan terapi suportif.
 

Manfaat Tai Chi

Tai Chi adalah sebuah bentuk seni bela diri dan senam kesehatan aliran halus dari negeri China. Tai Chi merupakan sebuah latihan yang menekankan pada gerakan yang tepat, pernapasan dan kesadaran. Menurut Artikel dari National Geographic Indonesia Tai Chi dikenal sebagai seni bela diri yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Gerakan yang perlahan dan berisiko rendah menjadikan Tai Chi sebagai latihan yang ideal bagi orang yang berusia lanjut ataupun mereka yang kesulitan secara fisik.

Seiring berkembangnya jaman, senam Tai Chi kemudian berkembang menjadi bentuk latihan yang digemari, karena memiliki manfaat terhadap kesehatan yang sangat signifikan dan dengan latihan yang tekun dan mendalam, dapat digunakan untuk teknik bela diri.

Tai Chi memberikan manfaat yang signifikan dalam beberapa aspek kebugaran jasmani. Konsep dari Tai Chi yang meningkatkan aliran energi (Qi) diyakini mampu membuka blokir - blokir dan mendorong aliran - aliran energi ke seluruh organ tubuh sehingga mampu meningkatkan kualitas organ tubuh.

1. Manfaat Tai Chi Terhadap Kekuatan Otot
Dalam sebuah penilitian oleh Alternative Therapies in Health and Medicine, Stanford University pada 2006 yang melibatkan 39 wanita dengan rata - rata usia 66 tahun yang memiliki tingkat kebugaran di bawah rata - rata. Orang coba diberikan latihan Tai Chi selama 12 minggu. Hasilnya, orang coba memperlihatkan peningkatan kekuatan pada otot bagian extremitas inferior (anggota gerak bawah) diukur dengan berapa banyak mereka dapat berdiri dari kursi saat mereka duduk dalam waktu 30 detik. Orang coba juga memperlihatkan peningkatan pada otot bagian extremitas superior diukur dengan kemampuan mereka melakukan "Arm Curl".
Pada penelitian yang dilakukan di Jepang dengan alat ukur yang sama, diperoleh hasil bahwa seseorang yang mengikuti program latihan Tai Chi mengalami peningkatan kekuatan otot pada extremitas superior sebesar 25% dan 30% peningkatan kekuatan otot pada extremitas inferior.

2. Manfaat Tai Chi Terhadap Keseimbangan
Menurut beberapa penelitian, Tai Chi dapat membantu seseorang dari Proprioception (menurunnya kemampuan seseorang untuk merasakan posisi tubuh). Tai Chi membantu melatih neuron sensorik pada telinga dan meregangkan bagian reseptor pada otot dan ligament. 

3. Manfaat Tai Chi Terhadap Fleksibilitas
Dikutip oleh http://www.health.harvard.edu, pada penelitian tahun 2006 menghasilkan kesimpulan, bahwa latihan Tai Chi terbukti meningkatkan fleksibilitas pada extremitas superior dan inerior sama halnya dengan kakuatan otot. 

4. Manfaat Lain
Berlatih Tai Chi  membawa lebih banyak darah yang mengandung oksigen mengalir memasuki cerebral cortex (bagian otak yang merupakan pusat - pusat sensor, pusat syaraf motorik, pusat bicara, penciuman,dll) serta ke Medulla Oblongata (bagian otak yang merupakan pusat syaraf otonom), sebagai hasilnya fungsi otak akan terlatih dan terpacu secara terus - menerus melalui latihan Tai Chi.

Muscular Dystrophy

Muscular Dystrophy merupakan sekumpulan penyakit genetik yang mengakibatkan kondisi otot rentan terhadap kerusakan. Otot menjadi lebih lemah dan memiliki luas penampang yang lebih kecil.
Terdapat beberapa gen yang berperan dalam produksi protein untuk mencegah terjadinya kerusakan pada sel dan jaringan (otot). Muscular Dystrophy merupakan kecacatan pada gen yang memproduksi protein tersebut sehingga sel dan jaringan pada otot mudah sekali rusak. Kerusakan gen umumnya terjadi akibat mutasi dari sel telur sang ibu pada saat pertumbuhan embrio.

Terdapat beberapa jenis Muscular Dystrophy, tanda umum biasanya dimulai sejak masa kanak - kanak (terutama pada pria). 
  • Duchenne Muscular Dystrophy : Merupakan jenis Muscular Dystrophy yang paling sering dialami terutama olah pria. Gejala penyakit muncul pada saat anak pertama kali mampu berjalan. Berikut merupakan beberapa gejala Duchenne Muscular Dystrophy 
    • Sering terjatuh pada saat berjalan ataupun berdiri.
    • Kesulitan saat ingin berdiri baik dari posisi duduk maupun tidur.
    • Kesultan dalam melompat dan berlari.
  • Myotonic : Merupakan salah satu jenis Muscular Dystrophy yang disertai dengan ketidak mampuan merelaksasikan otot. Biasanya otot pertama yang tidak dapat direlaksasikan adalah otot - otot pada bagian wajah. 
  • Limb - Girdle : Merupakan salah satu jenis Muscular Dystrophy yang menyerang otot - otot pada bagian panggul dan bahu. Gejalanya, penderita menjadi kesulitan untuk mengangkat bagian depan kaki. Gejala Muscular Dystrophy jenis ini biasanya terjadi pada awal masa remaja. 
Muscular Dystrophy merupakan jenis penyakit yang tidak bisa dianggap remeh. Terdapat beberapa kasus Muscular Dystrophy yang mengancam keberlangsungan hidup manusia. Jenis yang mengancam tersebut antara lain jenis Muscular Dystrophy yang berhubungan dengan kerusakan pada otot yang memiliki kepentingan untuk pernapasan. Seseorang pengidap Duchenne Muscular Dystrophy yang menjalar pada otot bagian pernapasan umumnya meninggal akibat kegagalan sistem pernapasan pada usia di bawah 40 tahun. 

Penanganan terhadap pasien penderita Muscular Dystrophy dapat dilakukan dengan memberikan beberapa model latihan olahraga yang bertujuan untuk menjaga Range of Movement (ROM) setinggi mungkin. Dengan tingginya ROM penderita, pemberian latihan tahap lanjut yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan maupun kelentukan otot dan persendian dapat diberikan tanpa kawatir akan menimbulkan cedera.
Pemberian bantuan seperti ; tongkat, AFO, atau Tapping dapat diberikan untuk memberikan topangan pada bagian otot yang mengalami kelemahan dan juga dapat mengelola kelentukan dan kekuatan otot sehingga menghambat proses contracture.
Bagi Muscular Dystrophy yang menyerang otot - otot pendukung sistem pernapasan, pemberian Sleep Apnea Machine sangat dianjurkan untuk mengelola aliran oksigen yang masuk ke dalam jantung.

Manfaat Latihan Terhadap "Low Back Pain"

Low Back Pain merupakan penyakit ke dua yang paling sering di jumpai di Amerika setelah sakit kepala. Setiap tahunnya, sekitar 50 miliar dollar (total) telah dikeluarkan untuk mengatasi penyakit ini, baik untuk treatment terapi, pengobatan, hingga operasi.

Low Back Pain (LBP) merupakan perasaan nyeri yang timbul pada bagian tulang belakang. Terdapat beberap jenis penyebab yang mampu menimbulkan nyeri pada tulang belakang, antara lain :
Bulging Disc : Dimana piringan Intervertebral mendapatkan tekanan yang berakumuluasi sehingga menyebabkan penekanan pada bagian yang terdapat pusat saraf. Sehingga tekanan pada pusat syaraf memicu munculnya nyeri. Penelitian menyebutkan bahwasannya penyebab Low Back Pain jenis ini banyak terjadi pada bagian lumbar dan spinal.
Spinal Degeneration  Merupakan kerusakan spinal diakibatkan karena usia. Biasanya spinal mengalami pengeroposan sehingga menyebabkan penenkanan pada syaraf yang ada di dalam spinal.


Latihan merupakan cara paling tepat dan cepat yang dapat digunakan untuk recovery dari penyakit Low Back Pain. Metode latihan diberikan dengan peningkatan kekuatan pada otot - otot disekitar tulang belakang dan bagian perut.
Sebuah program yang berisi rutinitas latihan akan diberikan untuk program pengelolaan tulang belakang. Program tersebut berisi latihan peregangan, berenang,berjalan, dan terapi dengan metode permainan yang bertujuan untuj meningkatkan koordinasi dan pengembangan postur tubuh yang sesuai pada pasien.

Selain untuk rehabilitasi nyeri punggung, latihan juga dapat dimanfaatkan untuk mengelola kondisi punggung agar penyakit seperti Low Back Pain tidak muncul kembali. Latihan untuk mengelola kondisi punggung berisi latihan low Impact sepert berjalan cepat,  berenang, Bersepeda stasioner 30 menit setiap hari. Yoga juga merupakan jenis latihan yang dapt digunakan untuk menguatkan batang tubuh dan secara bersamaan mengelola postur tubuh secara baik.

Berikut beberapa tips untuk menjaga punggung anda :
  1. Upayakan selalu melakukan penguluran sebelum latihan atau aktivitas berat lainnya. 
  2. Kurangi posisi membungkuk baik pada saat berdiri maupun duduk
  3. Berhenti merokok. merokok mengurangi aliran darah menuju spinal. sehingga meningkatkan resiko degenerasi pada spinal. 
  4. Jika pekerjaan anda mengharuskan anda duduk dalam waktu yang lama, sesekali sempatkan untuk sekedar berdiri, mengubah posisi atau melakukan peregangan pada tulang belakang.  

Durasi Latihan Menentukan Kualitas Fisik dan Psikis

Sebuah penelitian dilaksanakan kepada 1.200 responden selama periode 2009 - 2010. Responden merupakan remaja dengan kisaran usia 16 - 20 tahun. Penelitian ditujukan untuk mengetahui seberapa banyak mereka melakukan latihan dalam seminggu yang memberikan dampak baik bagi fisik dan psikis.


 Metode pengukuran kualitas mental dan fisik, menggunakan metode pengukuran dari WHO dengan menggunakan skala 0 - 25 dimana skala dibawah 13 berarti "buruk".





 
Durasi latihan responden dibagi kedalam empat kelompok, yakni :
  1. Rendah : 0-3.5. jam/minggu
  2. Sedang : 3.6-10.5 jam/minggu
  3. Tinggi : 10.6-17.5 jam/minggu
  4. Sangat Tinggi : 17.5 lebih
Dari 1.200 responden, diperoleh daftar durasi latihan sebagai berikut :
  1. Rendah : 35%
  2. Sedang : 41.5%
  3. Tinggi : 18.5%
  4. Sangat Tinggi : 5%
Hasilnya, kelompok responden yang masuk kategori durasi latihan rendah dan sangat tinggi memiliki resiko dua kali lebih tinggi dari biasanya untuk mendapatkan score dibawah 13. Disamping itu, responden dalam durasi latihan tinggi, 50% mendapatkan score di bawah 13.

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa durasi latihan yang dianjurkan bagi anak usia 16 - 20 tahun adalah 14 - 17.5 jam.minggu.

8 Prinsip Program Olahraga

Rancangan program olaharaga harus mengikuti prinsip latihan yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli, demi memaksimalkan manfaat latihan dan tidak memberikan dampak negtif baik dari segi fisik dan psikis. Prinsip - prinsip program latihan tersebut adalah sebagai berikut :


  1. Prinsip Beban Berlebih (Overload) : Dengan beban berlebih, akan memaksa otot untuk berkontraksi secara maksimal, sehingga merangsang adaptasi fisiologis yang akan mengembangkan daya tahan dan kekuatan. Dengan pemulihan yang baik, tubuh akan kembali pada posisi kebugaran yang lebih tinggi dari pada sebelum latihan. 
  2. Prinsip Tahana Prograsif : Setiap program latihan kebugaran atau kondisioning akan sangat efektif apabila secara rutin latihan bertambah berat untuk setiap minggu atau dua minggu. Prinsip ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh akan selalu beradaptasi dengan keadaan atau stres yang baru (Hairy,1989). 
  3. Prinsip Susunan Latihan : Kelompok otot yang lebih besar harus dilatih sebelum kelompok otot yang lebih kecil. Otot yang lebih kecil cenderung lebih cepat lelah, sehingga untuk mejamin terjadinya beban berlebih pada otot besar, otot tersebut harus dilatih terlebih dahulu. Menurut Fox (1984), untuk menjamin waktu pemulihan, tidak boleh ada latihan berurutan yang melibatkan kelompok otot yang sama. 
  4. Prinsip Spesifitas : Beban latihan harus diberikan berdasarkan tujuan latihan. Menurut Teori "Spesific Adaptation to Improve Demand" dari O'Shea mengatakan bahwa tubuh hanya beradaptasi secara khusus terhadap beban yang diberikan. 
  5. Prinsip Latihan Beraturan : Program latihan harus disusun secara beraturan. Kapan intensitas latihan ditingkatkan, kapan diturunkan, dan kapan memberikan jeda waktu istiraha. Hal itu ditujukan agar atlet tidak mengalam Overtraining
  6. Prinsip Kembali Asal : Efek latihan akan hilang jika latihan tidak teratur atau bahkan berhenti. Daya tahan aerobik akan menurun setelah satu minggu tidak latihan, sedangkan kekuatan otot akan menurun setelah satu bulan tidak latihan. 
  7. Prinsip Individualitas : Pada dasarnya beban latihan harus diberikan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan seseorang. Dengan demikian, melakukan pemeriksaan dan pengukuran awal merupakan hal yang mutlak. 
  8. Prinsip Beragam : Program latihan harus memiliki keragaman yang tinggi, baik dari segi bentuk latihan, metode latihan, maupun suasana latihan. Hal ini untuk menghindari kebosanan pada saat latihan. 

Piriformis Sindrom

Piriformis sindrome adalah sebuah patofisiologi dimana otot piriformis menyebabkan iritasi pada sciatic nerve  atau saraf ischiadicus, sehingga menimbulkan nyeri pada daerah gluteus dan menjalar sepanjang sciatic nerve.

Otot piriformis merupakan otot yang kecil yang berbentuk segitiga yang mejalar melalui SIPS, coccygeal, serta trochanter mayor dan berada di bawah otot gluteus yang fungsinya sebagai eksternal rotasi, abduksi dan membantu rotasi pada hip joint.

Sciatin nerve merupakan saraf ischiadius yang berjalan sangat dekat dengan otot piriformis dan bahkan pada 15-30% dari populasi syaraf ischiadius melalui otot piriformis, sehingga jika otot piriformis mengalami ketegangan maka otot piriformis tersebut akan mengiritasi syaraf ischiadius dan menyebabkan nyeri yang menyebar di bawah kaki.

Faktor - faktor yang menyebabkan piriformis antara lain seringnya menempatkan dompet pada bagian belakang saku atau sering duduk ditempat yang keras sehingga menyebabkan inflamasi pada syaraf ischiadius. selain itu, adanya patologi pada lumbal yang dapat menyebabkan hipomobilitas pada sacroiliaca joint sehingga jaringan lunak yang ada di antara sacroiliaca joint yang menurunkan sirkulasi pada syaraf ischiadius.

pada hip joint dengan deformitas coxavara dan eksternal rotasi hip yang juga termasuk faktor terjadinya pemendekan atau ketegangan otot piriformis yang akan menyebabkan penekanan pada syaraf ischiadius. Semua faktor di atar menyebabkan otot piriformis mengalami permasalahan yakni pemendekan badan otot yang menyebabkan memendeknya jaringan kolagen dan pengurangan jaringan sarkomer otot sehingga akan mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah sehingga nutrisi dan oksigen yang menuju otot berkurang sehingga timbul nyeri pada daerah tersebut.

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi derita sindrom ini, antara lain dengan menggunakan manual terapi seperti soft tissue massage, contrac relax stretching, atau menggunakan terapi latihan. Beberapa geraka penguluran pada otot, piriformis, hamstring dan otot ekstensor dapat mengurangi rasa sakit pada sindrom ini. Berikut beberapa gerakan stretching yang dapat dilakukan.

Piriformis Stretch
Hasmtring Stretch

Latihan Dinamis Kardiovakuler

latihan dinamis seperti berlari, jalan, renang, dan bersepeda akan merangsang kontraksi kelompok otot - otot besar sehingga mengakibtkan respon/perubahan akut yang besar pada sistem kardiiovakuler yaitu sangat meningkatnya cardiac output -- jumlah darah yang dipompa oleh jantung selama satu menit -- , heart rate -- rerata jumlah denyut jantung selama satu menit --, dan tekanan darah sistolik, dan sedikit peningkatan pada tekanan rata - rata arteri dan tekanan darah diastolik. Respon akibat latihan dinamis ini akan merangsang pusat otak, dan apabila latihan diteruskan akan memerikan signal mekanisme umpan balik pada kardiovaskuler center di batang otak, sehingga menimbulkan perubahan - perubahan - perubahan berupa penurunan tahanan vaskuler, untuk mengimbangi peningkatan perfusi otot, dan peningkatan cardiac output untuk meningkatkan ambilan oksigen, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan arteri rata - rata.


Minuman Berenergi Menyebabkan Insomnia dan Kepanikan Bertanding

Oleh : Wimpi Pardede
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY

Sebuah studi dilakukan untuk menganalisa dampak positif dan negatif dari minuman berenergi. Studi dilakukan oleh para ahli dari Camilo Jose Cela university (UCJC) dengan melibatkan atlet - atlet elit dari berbagai cabang olahraga antara lain sepak bola, panjat dinding, renang, bola basket, bolavoli, rugbi, hoki, dan tenis yang sama - sama diberikan 3 kaleng minuman berenergi sebelum tes. Atlet diukur dengan GPS untuk mengukur jarak dan kecepatan yang dapat diraih untuk olahraga yang bersifat tim. Selain itu, tes diberikan dengan dynamometer dan petentiometer untuk mengukur kekuatan otot. Hasilnya, secara keseluruhan atlet mengalami peningkatan performa fisik sebesar 3% - 7%.



Sebagian besar minuman berenergi mengandung mengandung karbohidrat, kafein, taurin dan vitamin B. Minuman berenergi biasanya menganding kadar kefein antara 80 - 141 mg per 8 ouns. Di dalam tubuh kafein diserap oleh lambung, dimetabolisme dalam hati dan dibuang melalui urine selama 2 - 10 jam. Dilansir deitk.com, kafein memiliki beberapa manfaat yang biak bagi tubuh, antara lain memperbaiki sirkulasi darah. Dalam olahraga, sirkulasi darah merupakan hal yang sangat penting. Peningkatan kebutuhan oksigen pada saat kita melaksanakan olahraga membutuhkan sirkulasi darah yang membawa oksigen dengan cepat.
Kafein juga membuat otot lebih bertenaga yang bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan otot bagi atlet yang intensitas latihannya tinggi.

Kafein memang memiliki banyak manfaat bagi tubuh ditinjau dari segi performa fisik. Namun, dari segi psikis, kafein dipercaya akan mengakibatkan insomnia dan kegelisahan pada saat menjelang pertandingan untuk atlet. Selain itu, sebuah penelitian mengahsilkan bahwasannya kafein dan latihan olahraga tidak bisa digabungkan. Kafein justru akan meningkatkan tekanan darah yang akan berbahaya untuk atlet yang sedang dalam fase olahraga dengan intensitas yang tinggi.

Tidak seperti namanya, minuman berenergi justru tidak mengandung kalori yang tinggi dari karbohidrat. Minuman berenergi umum kandungan kalorinya setara dengan softdrink biasa yakni 40 Kcal/100 ml.

Jadi,mengkonsumsi minuman berenergi dalam jumlah yang banyak sangat tidak dianjurkan. Pemilihan jenis suplemen yang alami jauh lebih dianjurkan dengan memperhatika aturan pemakaian.

High Density Lipoprotein (Kolesterol Baik)

High Density Lipoprotein (HDL) merupakan jenis kolesterol yang baik bagi tubuh, kenapa baik? karena kolesterol jenis ini memiliki kandungan lipoprotein yang tinggi yang mengelilingi inti kolesterol. Kolesterol baik ini bermanfaat untuk meningkatkan stabilitas pada setiap sel. Bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa kolesterol jenis ini sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit jantung. Selain kedua fungsi utama tersebut, HDL memiliki manfaat antara lain :
  • Kandungan HDL yang tinggi mampu mengurangi bahkan menghilangkan kandungan LCL (Kolesterol Jahat) di dalam tubuh dengan cara merisentesa LDL dengan jalan mengarahkan LDL menuju hati. 
  • HDL bermanfaat menjaga kehidupan di endothelium pembuluh darah yang bermanfaat untuk mencegah atherosclerosis. 
Segala sesuatu yang berlebihan justru tidak baik bagi tubuh, begitu pula dengan HDL, kandungan aman HDL dalam tubuh berkisar 60 mg/dL. Jika kandungan HDL dalam tubuh hanya mencapai 40 mg/dL, itu berarti konsentrasi HDL dalam tubuh perlu ditingkatkan hingga batas normal.
Jika kondisi HDL ada dibawah rata - rata normal, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembalikan ke batas normal, antara lain :

  • Latihan : Latihan aerobik dengan durasi 30 sampai 60 menit 4 kali seminggu mampu meningkatkan kadar HDL dalam tubuh. 
  • Berhenti Merokok : Tembakau yang ada di dalam rokok berdampak menurunkan konsentrasi HDL. 
  • Menjaga Berat Badan : Menjaga berat badan mampu mengelola kandungan HDL dalam tubuh agar tetap baik, selain itu menjaga berat badan juga bermanfaat untuk menjauhkan dari penyakit jantung. 


Anorexia Nervosa

Anorexia Nervosa adalah perilaku seseorang yang berhubungan dengan :
  1. Menolak mempertahankan berat badan minimal. 
  2. Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang. 
  3. Mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk. 
Anorexia Nervosa lebih banyak diderita pada wanita (95%), remaja hingga usia 30 tahun., dan ada kecenderungan disebabkan oleh pola makan keluarga yang sering mengalami stress.
Tanda - tanda Anorexia Nervosa antara lain :
  1. Menggolong - golongkan makanan ang baik dan makanan yang dianggap jelek bagi tubuhnya. 
  2. Menghindari pertemuan yang menyediakan makanan. 
  3. Pikiran selalu tertuju pada masalah makanan, kalori dan berat badan. 
  4. Berat badan menurun drastis. 
  5. Berlatih keras dan tidak mengenal lelah. 
  6. Tiba - tiba berniat tidak makan daging warna merah. 
  7. Takut gemuk. 
  8. Tidak datang bulan (wanita), biasanya selama tiga bulan berturut - turut. 
  9. Rambut rontok. 
  10. Denyut nadi lambat dan lemah. 
  11. Sensitif pada suhu dingin. 
  12. Gugup saat makan. 
  13. Mudah menangis. 
  14. Memotong makanan menjadi kecil - kecil dan memainkanya. 
  15. Memakai baju berlapis - lapis. 
Dibutuhkan beberapa langkah untuk merehabilitasi pasien yang menderit Anorexia Nervosa. Penanganan dari dokter, ahli psikologi, dan ahli gizi mutlak dibutuhkan untuk menghindari kemungkinan - kemungkinan yang tidak diinginkan. Penanganan pasien ini pertama - tama harus dipulihkan terlebih dahulu berat badan tubuhnya ke berat badan ideal. Tujuannya adalah menghindarkan pasien dari kerusakan jaringan dan organ akkbat kekurangan/salah nutrisi. Selanjutnya, dengan bantuan ahli psikologi pasien dikembalikan mengenai anggapan mereka terhadap berat badan dan makanan. 

Aerobik Menjaga Kesehatan Otak

Hippocampus merupakan salah satu area dari otak yang berperan dalam memory verbal dan pembelajaran. Namun Hipppocampus sangat rentan terhadap penuaan dan kerusakan neurological.

Sebuah teori muncul, yang menyipulkan bahwa latihan aerobic pada wanita dapat meningkatkan luas area dari Hippocampus.

Wanita dengan usia 70 - 80 tahun, diberikan latihan aerobik dua kali seminggu selama satu jam dalam jangka waktu 6 bulan. Volume Hippocampus mereka diukur pada awal (sebelum) treatmen dan akhir (sesudah) treatmen dengan menggunakan scan MRI dan memori verbal dan pemebelajaran mereka diukur dengan "Validated Test (RAVLT)".

Hasil tes mengatakan, volume Hippocampus kelompok wanita yang diberikan latihan aerobik selama 6 bulan meningkat secara signifikan. Dipercaya, latihan aerobik dapat mengelela bagian otak (Hippocampus). Bukti lain menjelaskan, latihan aerobik reguler (intensitas sedang) baik untuk menjaga kemampuan kognitif dan menjaga kesehatan otak.

Sumber : http://www.sciencedaily.com

Olahraga Untuk Menopause

Saat wanita memasuki masa menopause, produksi hormon esterogen semakin menurun. Esterogen merupakan hormon reproduksi utama pada wanita yang berperan dalam menjaga kestabilan sistem peredaran (darah) pada wanita. Penurunan kadar esterogen dalam tubuh berarti pula peningkatan resiko penyakit "Cardio Vascular" seperti tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskuler lainnya. Michael Nyberg melalui hasil penelitiannya, menyatakan bahwa wanita dengan kisaran usia menopause memiliki tekanan darah 10% lebih tinggi dibanding wanita pada usia produktif. Selain tekanan darah, wanita pada usia menopause juga memiliki resiko yang tinggi terhadap arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

Lalu, bagaimana cara mengatasinya????

Sebuah penelitian membuktikan bahwasannya latihan Floorball (olahraga sejenis dengan Hockey namun dimainkan pada lapangan berlapisan kayu) 2 kali seminggu dalam 12 minggu untuk wanita pada usia menopause, terbukti mampu menurunkan tekanan darah sekitar 4 mmHg, menurunkan resiko penyakit stroke sebesar 40%, dan menurunkan kasus artheriosklerosis pada wanita menopause hingga 20%.

Sumber : http://www.sciencedaily.com


Manfaat Olahraga Untuk Penderita Depresi

Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering dialami oleh manusia di dunia. Hasil survey memberikan gambaran bahwasannya satu dari sepuluh orang di dunia ini pernah menderita depresi sepanjang hidupnya. Hampir keseluruhan dari penderita depresi biasanya ditangani menggunakan cara tradisional yakni dengan obat (antidepresan) atau dengan bantuan psikiater. Namun, penelitian terbaru memberikan hasil bahwasannya latihan atau aktivitas fisik memberikan dampak yang baik bagi penderita depresi. Pada dasarnya, latihan memberikan dampak terhadap neurofisiologis yang identik dengan antidepresan. Depresi diakibatkan oleh matinya sel - sel didaerah Hippocampus (merupakan pusat saraf autonom, emosi, dan memori). Olahraga atau aktivitas fisik memberikan dampak peningkatan terhadap kemampuan otak untuk menyerap serotonin. Latihan atau aktivitas fisik memberikan peningkatan pada aktivitas ephineprine yang kemudian melepaskan faktor - faktor yang dibutuhkan oleh syaraf pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan sel di otak dan mencegah kematian sel di Hippocampus. Selain itu, latihan dapat menurunkan produksi hormon yang memicu stres.

Sumber : www.sciencedaily.com

Efek Paracetamol Terhadap Kemampuan Daya Tahan

Penelitian dilakukan di University of Kent's School of Sport and Exercises Science mengasilkan teori dimana paracetamol dapat memiliki efek yang signifikan untuk meningkatkan daya tahan.
Penelitian melibatkan pria sehat yang diberikan satu dosis paracetamol atau placebo sebelum melakukan latihan daya tahan menggunakan sepeda. Dr. Lex Mauger, selaku pemimpin penelitian menyimpulkan bahwa paracetamol meningkatkan kemampuan seseorang untuk dapat berlatih dalam kondisi yang panas, dikarenakan paracetamol mampu menurunkan panas tubuh sebagai hasil metabolisme. Namun mengenai bagaimana mekanisme penurunan panas tersebut, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Sumber :

Sepak Bola Dapat Menurunkan Tekanan Darah. Benarkah ?

Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Exerter Denmark yang melibatkan 33 pria dengan rantang usia 33 - 55 tahun yang menderita tekanan darah tinggi dengan level sedang hingga parah, menjelaskan terdapat manfaat yang signifikan dari latihan sepak bola terhadap penyakit tekanan darah tinggi dibanding dengan treatmen normal.
Penelitian dilakukan dengan membagi orang coba ke dalam dua kelompok secara acak.
  • Kelompok I : Diberikan latihan sepak bola selama dua jam dalam satu minggu. 
  • Kelomok II : Diberikan treatmen normal (aktivitas fisik, diet sehar, dan pengkontrolan tekanan darah). 
Menkanisme penilaiannya dengan melakukan pengukuran konsumsi oksigen maksimal orang coba, kadar lemak tubuh, dan tentunya tekanan darah. Penilaian dilakukan setelah tiga bulan treatmen dan dan pada akhir penelitian (bulan ke 6).
Hasilnya, Kelompok I (kelompok yang diberikan treatmen latihan sepak bola) mengalami perubahan menuju arah yang menggembirakan dibanding Kelompok II (kelompok yang hanya diberikan treatmen biasa). Kelompok I mengalami rata - rata penurunan tekanan darah sebesar 10 mmHg, sedangkan Kelompok II hanya mengalami rata - rata penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg.
Selain itu, kelompok I mengalami peningkatan konsumsi oksigen maksimal sebesar 10%, penurunan detak jantung istirahat sekitar 8 detak/menit, dan penurunan kadar lemak tubuh sekitar 2 kg. Sedangkan Kelompok II tidak mengalami peningkatan kualitas kesehatan yang berarti.
Hal tersebut ditegaskan dengan statemen Profesor Peter Krustrup yaitu, "playing football (soccer) reduces blood presure, improves itness and burns fat".

Sumber : http://www.sciencedaily.com

Manfaat Sepak Bola

Sebuah penelitian dilakukan di Universitas Copenhagen untuk mengetahui manfaat sepak bola terhadap kekuatan otot, keseimbangan postur tubuh, dan masa mineral tulang. Penelitian yang diberikan kepada wanita pada usia 20 - 27 tahun, yang diberikan latihan sepak bola 2x seminggu selama 14 minggu menunjukkan peningkatan kepadatan tulang pada tulang tibia kanan dan kiri. Selain itu, probandus juga mengalami peningkatan masa otot pada bagian betis, peningkatan kekuatan otot, dan keseimbangan. Sebuah penelitian dilakukan terhadap pria dengan rentang usia 65 - 75 tahun yang bermain sepak bola (tidak dalam jalur prestasi) selama hidupnya, memiliki keseimbangan dan kekuatan otot yang serupa dengan orang berusia 30 tahun yang tidak terlatih.
Menurut Peter Krustrup, hal ini dikarenakan dalam sepak bola pemain diharuskan melakukan gerakan - gerakan seperti sprint, berbalik arah, menendang, dan melakukan tackles. Kombinasi tersebut memberikan stimulus yang bervariasi terhadap tulang sehingga merangsang peningkatan mineralisasi tulang dari pada kegiatan olarhaga lain, seperti berlari.

Sumber : http://www.sciencedaily.com

Manfaat Latihan Untuk Lansia

Sering penuaan, kapasistas fungsi dari sistem neuromuskular, kardiovaskular, dan pernafasan manusia akan berangsur menurun, hal ini menjadi pemicu dari ketidak mampuan lansia untuk melakukan kegiatan sehari - harinya dengan mandiri. Apa penyebabnya? Menurut Mikel Izquierdo, seorang Profesor Fisioterapi dari University of Navarre mengungkapkan bahwa penyebab utama dari ketidak mampuan lansia diakibatkan karena semakin menurunnya aktivitas (olahraga) yang dilakukannya. Ketidak aktifan akan menurunkan masa otot dan kapasitas fungsional tubuh (neuromuskular, kardiovaskular, dan pernafasan) sehingga mengakibatkan ketidak mampuan. Bagaimana cara mengatasinya? Sebuah studi yang dilakukan oleh Mikel Izquierdo, yang melibatkan 24 lansia antara usia 90 - 96 tahun. Setiap 2x seminggu selama 12 minggu. Mereka diberikan latihan multikomponen : program latihan yang berisi berbagai jenis latihan, utamanya adalah latihan untuk meningkatkan kekuatan dan keseimbangan. Latihan dapat meningkatkan kapasitas fungsional, menurunkan resiko terjatuh dan meningkatkan kekuatan otot. Menurut Profesor Mikel Izquierdo latihan cocok diberikan untuk lansia untuk mencegah penuaan secara fisiologis, meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian, dan membantu mereka untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesimpulannya, latihan multikomponen mampu meningkatkan masa otot, power, dan keseimbangan yang mampu meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian pada lansia

Sumber : http://www.sciencedaily.com/releases/2013/09/130927092350.htm

Statistik Cedera Ankle

Menurut ACSM pada July 2011, 25.000 orang america menderita "Ankle Sprain" per hari, dan terjadi sekitar 9 juta kasus "Ankle Sprain" dalam satu tahun. Dari 9 juta kasus tersebut, 85% merupakan cedera akibat inversi (Lateral Ankle Sprain), 10% merupakan cedera "Syndesmotic Sprain" dan 5% sisanya merupakan jenis cedera "Medial Ankle Sprain" Olahraga yang merupakan penyumbang terbesar pasien cedera ankle ialah Bola Basket. Sebesar 41% kasus cedera ankle berasal dari permainan bola basket. Hampir setengah dari keseluruhan kasus cedera ankle dalam bola basket terjadi saat pemain mendarat setelah melakukan lompatan. 25% diantaranya diakibatkan mendarat dengan menginjak kaki pemain lainnya. 30% diakibatkan gerakan memutar yang cepat dan tajam, 10% diakibatkan tabrakan dengan pemain lain, 5% akibat terjatuh, 2,5% diakibatkan gerakan berhenti secara tiba - tiba dan 2,5% diakibatkan tersandung.

2 Atlet Meninggal Akibat Hiponatremia

Kelebihan minum bagi atlet merupakan hal yang sangat membahayakan. Dua atlet yakni Zyrees Oliver dikabarkan meninggal di rumah sakit setelah jatuh pinsan di rumahnya. Zyrees dikabarkan mengkonsumsi 2 galon (7,57 liter) air dan 2 galon (7,57 liter) minuman berenergi.
Selain itu, di Mississippi Walker Wilbank dilarikan ke Rumah Sakit pada paruh waktu permainan setelah setelah mengalami muntah dan kram pada bagian tungkai. Walker sempat mengalami kejang saat dilakukan penanganan di Rumah Sakit dan dilaporkan meninggal. Dokter melaporkan bahwa walker menderita Hiponatremia. Hiponatremia merupakan kondisi kelebihan air dalam tubuh diakibatkan atlet terus minum walaupun dalam kondisi tidak sedang haus. Kelebihan air di dalam tubuh saat latihan dapat membanjiri tubuh. Akibatnya, Darah menjadi encer, kadar sodium dalam darah menurun drastis. Sel akan merespon kondisi kelebihan air sehingga sel akan berusaha menyerap air, termasuk sel berada di otak. Akibatnya, terjadi pembengkakkan pada sel. Di otak, pembengkakkan akan menimbulkan tekanan dari dalam pada tengkorak, yang mengakibatkan penurunan kadar darah yang menuju ke otak, lebih jauh mungkin mengakibatkan kerusakan pada otak dan meninggal.
Hiponatremia dapat mengakibatkan kram otot, mual, muntah, kejang, kehilangan kesadaran, hingga meninggal.

Peningkatan Berat Badan Memicu Tekanan Darah Tinggi

Mengalami peningkatan berat badan yang tidak signifikan atau hanya sekitar 5 pound (2,267 kg) dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi pada orang dewasa. benarkah??
Selama ini banyak orang berpendapat, bahwasannya penyakit (salah satunya adalah darah tinggi) hanya terjadi pada orang - orang yang sudah memasuki kategori kelebihan berat badan atau obesitas, namun faktanya semua itu tidak selalu benar.
Peningkatan tekanan darah disebabkan oleh peningkatan "Abdominal Visceral Fat" yang merupakan lemak di dalam rongga perut.
Sebuah penelitian dilakukan oleh Naima Covassin,Ph.D., untuk American Heart Association's High Blood Pressure Research Scientific Sessions 2014 untuk mengetahui resiko peningkatan berat badan terhadap peningkatan tekanan darah. Penelitian dilakukan dalam delapan minggu. Enam belas orang dengan berat badan normal diberikan tes tekanan darah selama 24 jam. Kemudian peneliti memberikan mereka 400 - 1200 ekstra kalori untuk dikonsumsi sesuai dengan minat mereka (es krim, cokelat, atau minuman berenergi) untuk menignkatkan berat badan sekitar 5% dari berat badan awal. Setelah terjadi peningkatan berat badan sesuai dengan target, orang coba diukur tekanan darahnya setelah 24 jam. Hasil pengukuran tekanan darah orang coba dibandingkan dengan responden lainnya dengan berat badan yang sama namun sudah hidup dalam berat badan tersebut dalam kurun waktu lebih dari 8 minggu. Hasilnya :
  • Orang coba mengalami peningkatan rata - rata tekanan sitole yang tadinya 114 mmHg menjadi 118 mmHg.
  • Orang coba yang mengalami peningkatan berat badan mengalami peningkatan tekanan darah. 
  • Peningkatan berat badan antara 5 pounds (2,267kg) hingga 11 pounds (4,989kg) tidak mempengaruhi kadar insulin, kolesterol, dan gula darah.