Daya tahan ialah kemampuan seseorang
untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam
waktu yang relatif lama (Gilang, 2007: 62). Dalam olahraga, daya
tahan mengacu pada beberapa aspek antara lain : 1). Daya tahan umum;
2). Daya tahan otot lokal; 3). Daya tahan spesial; dan 4). Stamina.
Kardiovaskuler merupakan sebuah sistem
yang terdiri dari jantung, paru, darah, pembuluh darah, dan otot
(Jones & Learning, 2011: 141). Fungsi sistem kardiovaskular
adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke
seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme (Muttaqin, 2009).
Daya tahan kardiovaskuler merupakan
kemampuan jantung dan paru untuk menyuplai oksigen yang digunakan
untuk bekerja dalam waktu yang lama (Suharjana, 2013). Menurut Djoko
Pekik Irianto (2004: 4) “daya tahan jantung paru adalah kemampuan
jantung-paru untuk mensuplai oksigen untuk kerja otot jangka waktu
yang lama”.
Latihan
Daya Tahan Kardiovaskuler
Latihan
(Practice) merupakan
aktivitas untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga
dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan cabang olahraganya (Sukadiyanto, 2011). Suatu proses dapat
dikatakan sebagai latihan apabila yang dilatih mencapai kualitas
kemampuan lebih tinggi, terdapat progres, terdapat tujuan yang jelas,
dan berisikan materi teori dan praktik.
Latihan
daya tahan kardiovaskular merupakan latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kardiovaskular. Latihan daya tahan
kardiovaskular sering disebut dengan latihan aerobik. Latihan aerobik
merupakan latihan yang metabolisme energinya menggunakan bantuan
oksigen. Aerobics, a kind o f exercise which helps your body use
more oxygene while maintaining your target heart range, can
definitely help a person live longer and healhier (Benedict,
2014).
Latihan
harus berjalan dengan terprogram, yang dimaksut terprogram disini
adalah latihan harus sesuai dengna kaidah – kaidah latihan yang
benar. Kaidah latihan yang banyak digunakan oleh para ahli adalah
FITT (frequency, intensity, time, type).
Frekuensi
Frekuensi latihan menunjuk pada jumlah latihan per minggu (Suharjana, 2013: 47). Menurut Sukadiyanto (2011), frekuensi latihan ialah jumlah latihan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu. Dalam hal latihan untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, latihan dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali dalam seminggu (Irianto, 2004: 29). Menurut Suharjana (2013: 47) frekuensi latihan yang baik untuk endurance training adalah 2-5 kali dalam seminggu.
Intensitas
Intensitas latihan merupakan kualitas latihan yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Intensitas latihan adalah berat atau ringannya beban atau tekanan fisik dan psikis yang harus diselesaikan selama latihan (Suharjana, 2013: 47). Intensitas latihan adalah ukuran yang menunjukan kualitas (mutu) suatu rangsang atau pembebanan (Sukadiyanto, 2011: 26).
Intensitas latihan dapat diukur berdasarkan beberapa acuan, salah satunya adalah menggunakan denyut jantung. Intensitas latihan untuk peningkatan daya tahan jantung-paru adalah 75-85% dari denyut jantung maksimal¹. Sedangkan untuk orang yang baru saja memulai latihan, intensitas dapat diturunkan pada 60% (Irianto, 2004:).
Time
Time atau durasi latihan menunjuk pada lama waktu yang digunakan untuk latihan (Suharjana, 2013). Untuk peningkatan daya tahan jantung-paru, latihan dilakukan selama 60 menit tanpa berhenti.
Tipe
Tipe latihan adalah bentuk atau model olahraga yang digunakan untuk latihan (Suharjana, 2013). Untuk latihan peningkatan daya tahan aerobik, berikut beberapa tipe latihan yang dapat dilakukan :
- Latihan melibatkan otot-otot besar tubuh (berjalan, berlari, dan bersepeda)
- Gerakan dilakukan dengna kontinu (terus-menerus) dengan ritme yang tetap (kecepatan tidak berubah-ubah).
- Latihan Aerobik (berlari, bersepeda, berenang, dayung)
- Kelas RPM
Frekuensi
Frekuensi latihan menunjuk pada jumlah latihan per minggu (Suharjana, 2013: 47). Menurut Sukadiyanto (2011), frekuensi latihan ialah jumlah latihan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu. Dalam hal latihan untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, latihan dilakukan dengan frekuensi 3-5 kali dalam seminggu (Irianto, 2004: 29). Menurut Suharjana (2013: 47) frekuensi latihan yang baik untuk endurance training adalah 2-5 kali dalam seminggu.
Intensitas
Intensitas latihan merupakan kualitas latihan yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Intensitas latihan adalah berat atau ringannya beban atau tekanan fisik dan psikis yang harus diselesaikan selama latihan (Suharjana, 2013: 47). Intensitas latihan adalah ukuran yang menunjukan kualitas (mutu) suatu rangsang atau pembebanan (Sukadiyanto, 2011: 26).
Intensitas latihan dapat diukur berdasarkan beberapa acuan, salah satunya adalah menggunakan denyut jantung. Intensitas latihan untuk peningkatan daya tahan jantung-paru adalah 75-85% dari denyut jantung maksimal¹. Sedangkan untuk orang yang baru saja memulai latihan, intensitas dapat diturunkan pada 60% (Irianto, 2004:).
Time
Time atau durasi latihan menunjuk pada lama waktu yang digunakan untuk latihan (Suharjana, 2013). Untuk peningkatan daya tahan jantung-paru, latihan dilakukan selama 60 menit tanpa berhenti.
Tipe
Tipe latihan adalah bentuk atau model olahraga yang digunakan untuk latihan (Suharjana, 2013). Untuk latihan peningkatan daya tahan aerobik, berikut beberapa tipe latihan yang dapat dilakukan :
- Latihan melibatkan otot-otot besar tubuh (berjalan, berlari, dan bersepeda)
- Gerakan dilakukan dengna kontinu (terus-menerus) dengan ritme yang tetap (kecepatan tidak berubah-ubah).
- Latihan Aerobik (berlari, bersepeda, berenang, dayung)
- Kelas RPM
Tes
dan Pengukuran Daya Tahan Kardiovaskular
Tes
aerobik digunakan untuk mengetahui kebugaran kardiorespirasi atau
daya tahan kardiorespirasi (Suharjana, 2013: 176).
Terdapat
beberapa jenis tes yan dapat dilakukan untuk mengetahui kualitas daya
tahan kardiovakuler, antara lain :
1. Cooper Test --> Klik disini
Setelah melakukan test, tentukan kategori dengan menggunakan norma berikut ini,
1. Cooper Test --> Klik disini
Setelah melakukan test, tentukan kategori dengan menggunakan norma berikut ini,
Sumber :
1. Staff Site TM. Lat.Orkers – Cerika
2. Suharjana (2013). Kebugaran Jasmani
3. Camiile Benedict (2014). Aerobic
Exercise.
4. Sukadiyanto (2011). Melatiih Fisik
0 komentar:
Posting Komentar