Zink (Zn) merupakan salah satu zat gizi yang tergolong dalam kelompok mineral mikro. Mineral merupakan komponen anorganik, komponen jaringan tubuh, dan komponen cairan tubuh yang bekerja bersama dengan enzim, hormon, vitamin, dan bahan – bahan transport. Mineral mikro (Mikronutrien Mineral) merupakan jenis mineral yang dibutuhkan tubuh dalam konsentrasi yang relatif kecil. Di dalam tubuh, mineral berfungsi antara lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan keseimbangan asam – basa.
2. Sebagai katalis reaksi – reaksi biologis.
3. Sebagai komponen esensial senyawa tubuh.
4. Mempertahankan keseimbangan air tubuh.
5. Mentransmisi impuls saraf.
6. Mengatur kontraksi otot.
7. Pertumbuhan jaringan tubuh.
Selain
itu,
zink
memiliki beberapa fungsi spesifik yang membedakan unsur ini dengan
unsur lainnya, antara lain :
1.
Zink dapat meningkatkan keaktifan enzim lainnya (Kofator)
2.
Zink bereperan sebagai bagian dari DNA dan RNA polimerase bagian dari
enzim kolagenase.
3.
Zink berperan dalam menjaga keseimbangan asam basa dengan cara
mengeluarkan karbondioksida dari jaringan serta mengangkut dan
mengeluarkan karbondioksida dari paru – paru ke pernapasan.
4.
Zink berperan dalam sinesis dan degradasi kolagen, dengan demikian
seng berperan dalam proses pembenukan kulit, metabolisme jaringan
ikat, dan penyembuhan luka.
5.
Zink berperan dalam proses pengembangan fungsi reproduksi laki –
laki dan pembentukan sperma.
6.
Zink berperan dalam fungsi kekebalan yaitu dalam fungsi sel T dan
dalam pembentukan antibodi oleh sel B.
Kandungan
zink di dalam tubuh manusia sekitar 1 – 2.5 gram, terdapat pada
tulang, gigi, rambut, kulit, hati, otot, dan testis. Sisa konsumsi
zink yang tersisa, akan disimpan dalam beberapa bagian tubuh dalam
bentuk metalotionein. Tidak
ada organ tubuh khusus sebagai tempat penyimpanan zink, zink terdapat
pada semua sel dan jaringan tubuh dalam konsentrasi yang cukup
tinggi.
Kebutuhan
seng fisiologis yang sebenarnya adalah banyaknya seng yang harus
diabsorbsi untuk menggantikan pengeluaran endogen, pembentukan
jaringan, pertumbuhan dan sekresi susu.
Di
kutip oleh Hidayat (1999), “Kebutuhan seng fisiologis tergantung
dari usia dan status fisiologis seseorang.”
Zink
merupakan salah satu mikronutrien esensial yang terkandung dalam
bahan makanan protein hewani, diantaranya tiram, kerang, ikan, hati,
daging unggas, telur, keju, dan kacang – kacangan.
Jenis
dan cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi total masukan seng dan
bioavailability- nya. Susu dan produknya
merupakan sumber seng yang penting bagi anak – anak dan bayi.
Pemilihan
diet yang rendah seng dapat terjadi karena faktor budaya, sosial
ekonomi atau motivasi lainnya yang dapat mengakibatkan terjadinya
defisiensi zink dalam tubuh.
Evans
(1986) membagi defisiensi zink dalam dua kelompok besar yaitu ringan
dan berat, yang gejala – gejalanya adalah sebagai berikut :
Defisiensi
Ringan
|
Defisiensi
Berat
|
|
Oligospemia
|
Alat
kelamin mengecil
|
|
Dermatis
|
Infeksi
|
|
Pertumbuhan
terhambat
|
Diare
|
|
Penyembuhan
luka terhambat
|
Perubahan
Neurologis
|
|
Gangguan
adaptasi gelap
|
Kematian
|
|
Perubahan
emosi
|
|
0 komentar:
Posting Komentar